GAZA (Arrahmah.id) – Ratusan warga Palestina mulai berkumpul di pusat Kamp Jabalia, utara Gaza, untuk menyaksikan penyerahan tahap ketiga tawanan “Israel”. Proses ini diperkirakan berlangsung dalam beberapa jam ke depan dan memiliki makna simbolis yang mendalam.
Penyerahan di Lokasi yang Hancur
Dilansir dari Al Jazeera, perlawanan Palestina memutuskan menyerahkan tawanan di kawasan yang telah hancur akibat agresi “Israel”. Kamp Jabalia, yang sebelumnya dinyatakan tidak layak huni setelah serangan brutal, kini menjadi lokasi pertukaran tawanan.
Selain di Jabalia, dua tawanan, Yehud dan Moses, akan diserahkan di depan rumah pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, di Khan Younis. Rumah tersebut telah rata dengan tanah akibat serangan “Israel”.
Penjagaan Ketat
Penyerahan ini menjadi pertukaran pertama setelah warga mulai kembali ke utara Gaza dari pengungsian di selatan. Pejuang Palestina tampak bersiaga di sekitar area yang akan menjadi lokasi penyerahan, dengan pengamanan ketat untuk menghindari kemungkinan serangan mendadak.
Menurut laporan, penyerahan di Jabalia akan dilakukan di Lapangan Razzan, dekat Rumah Sakit Kamal Adwan. Wilayah ini sebelumnya menjadi medan pertempuran sengit antara pasukan “Israel” dan pejuang Palestina.
Pertukaran Tawanan
Sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata, otoritas “Israel” juga akan membebaskan 110 tahanan Palestina. Dilansir dari Al Jazeera, dari jumlah tersebut, 32 orang adalah tahanan dengan hukuman seumur hidup, 48 orang memiliki hukuman berat, dan 30 di antaranya anak-anak.
Sebagian besar tahanan akan dipulangkan ke Tepi Barat, termasuk Zakaria Zubeidi, salah satu dari enam pejuang yang pernah melarikan diri melalui “Terowongan Kebebasan” dari Penjara Gilboa. Selain itu, 14 tahanan asal Yerusalem akan dipulangkan ke kota asal mereka, sementara 9 lainnya akan dideportasi ke Gaza.
Berdasarkan laporan otoritas Palestina, sebanyak 21 tahanan dengan hukuman seumur hidup akan diasingkan ke luar Palestina melalui Mesir.
Bagian dari Perjanjian Gencatan Senjata
Pertukaran ini merupakan bagian dari tahap pertama perjanjian gencatan senjata yang sedang berlangsung di Gaza. Perlawanan Palestina dan “Israel” sama-sama berupaya mendapatkan keuntungan strategis dalam negosiasi di masa depan.
Meski demikian, situasi di Gaza tetap tegang, dengan potensi pertempuran kembali pecah jika perjanjian ini gagal dipatuhi oleh kedua belah pihak.
(Samirnusa/arrahmah.id)