GAZA (Arrahmah.id) — Seorang pastor Palestina menyeru warga Gaza agar tidak keluar dari wilayahnya meskipun diserang Israel. Dia kemudian meminta agar warga Gaza mempertahankan Gaza dan mengalahkan Israel.
“Kamu telah pergi sekali, jangan pergi dua kali, agar kamu menang atas tanahmu,” seru Manuel Musallam, seperti dilansir Middle East Eye (26/10/2023).
“Hari ini adalah hari pembebasan dan hari untuk mengalahkan penjajah zionis,” tambahnya.
Dalam pandangan Musallam, orang-orang Palestina adalah ‘sebuah bangsa yang dirantai’, dan Jalur Gaza adalah sebuah penjara besar.
Musallam dibesarkan di Bir Zeit dekat Ramallah. Dia bergabung dengan Seminari di Beit Jala di luar Betlehem untuk belajar menjadi pendeta pada bulan Oktober 1951.
Setelah ditahbiskan pada tahun 1963, dia ditugaskan untuk melakukan pekerjaan pastoral di kota Zarqa dan Anjara di Yordania selama tahun 1960-an. dia kemudian menjadi pastor di Gereja Keluarga Kudus di Kota Gaza pada tahun 1995 dan menjadi penengah antara Hamas dan Fatah.
Selama 14 tahun Israel menolak dia masuk kembali ke Tepi Barat untuk mengunjungi keluarga dan teman-teman, kecuali visa 3 bulan yang diberikan pada tahun 2007-8.
Pada tahun 2006, ketika dia diangkat jadi monsinyur, ia mengirimkan email ke Giulio Andreotti, denga penjelasan rinci tentang kehidupan suram di Gaza yang tidak ada listrik dan anak-anak yang dibesarkan dalam ketakutan
Musallam menganggap Yerusalem sebagai warisan ketiga agama Ibrahim, dan menyesalkan penurunan populasi Kristen di sana, akibat emigrasi. Sebelumnya warga Kristen berjumlah 60.000 pada tahun 1967, namun kemudian turun drastis menjadi 7.000 pada tahun 2006.
Musallam menyatakan bahwa Yerusalem dulunya kota Tuhan, kedamaian, dan doa tetapi telah diubah oleh Israel menjadi kota manusia, perang, dan kebencian. Alih-alih menjadi kunci pintu surga, kota itu malah menjadi kunci perang dan darah. (hanoum/arrahmah.id)