(Arrahmah.com) – Yayasan Media Al-Malahim, sayap media Mujahidin Al-Qaeda di Jazirah Arab atau Al-Qaeda in the Arabian Peninsula (AQAP), telah merilis sebuah pesan audio yang disampaikan oleh Syaikhul Mujahid Harits bin Ghazi An-Nadhari, seorang pejabat syariah senior AQAP, yang berjudul “Orang-orang yang diberikan Pertolongan”.
Dalam pesan audio berdurasi 15 menit 25 detik ini, Syaikh An-Nadhari menyampaikan bahwa terkadang kemenangan yang kita harapkan datang secara perlahan sedangkan kemenangan yang mudah dan cepat itu dengan mudah pula akan hilang dan pergi. Namun di balik semua ini terdapat banyak hikmah yang ingin Allah Azza wa Jalla berikan kepada kita.
Syaikh An-Nadhari juga memaparkan sejumlah sebab kemenangan datang secara perlahan, diantaranya ialah karena bangunan umat Islam belum matang dan sempurna, karena umat belum benar-benar murni dalam perjuangannya dan pengorbanannya untuk Allah dan dakwah kepada-Nya, sehingga umat akan mengeluarkan semua kekuatan yang dimiliki dan menambah hubungan kekuatan dengan Allah, serta karena sebab-sebab lainnya yang diketahui oleh-Nya.
Selain itu, Syaikh An-Nadhari juga menyatakan bahwa perang melawan musuh-musuh Allah bukanlah perkara singkat. Syaikh menegaskan bahwa jihad di dalam agama kita adalah sebuah ibadah, berperang melawan orang-orang kafir sampai akhir zaman, sedangkan Thaifah Manshurah dari umat ini memiliki kesiapan yang matang dan kesiagaan penuh untuk terjun ke dalam jihad hingga kita memerangi Dajjal kelak.
Berikut ini adalah pesan audio lengkap Syaikh An-Nadhari tersebut, yang diterjemahkan oleh tim Muqawamah Media pada Selasa (25/11/2014).
YAYASAN MEDIA AL-MALAHIM
Mempersembahkan Pesan Audio
OLEH : SYAIKHUL MUJAHID HARITS BIN GHAZI AN-NADHARI
Berjudul :
“ORANG-ORANG YANG DIBERIKAN PERTOLONGAN”
Assalamualaikum Warahmatullahi wa Barakatuhu, segala puji bagi Allah rabb semesta alam, aku bersaksi bahwa tiada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, Ya Allah berikanlah shalawat kepada Muhammad Rasulullah beserta isteri-isteri dan keturunan beliau, aamiin… amma ba’du:
Kitab Allah telah memutuskan dan hukum Allah tidak terbantahkan; agama Allah itu tampak dan tentara Allah itu lah yang menang, Allah berfirman:
وَلَقَدۡ سَبَقَتۡ كَلِمَتُنَا لِعِبَادِنَا ٱلۡمُرۡسَلِينَ ١٧١ إِنَّهُمۡ لَهُمُ ٱلۡمَنصُورُونَ ١٧٢ وَإِنَّ جُندَنَا لَهُمُ لۡغَٰلِبُونَ ١٧٣
“Dan sesungguhnya telah tetap janji Kami kepada hamba-hamba Kami yang menjadi rasul, (yaitu) sesungguhnya mereka itulah yang pasti mendapat pertolongan. Dan Sesungguhnya tentara Kami itulah yang pasti menang.” [Qs. Ash Shaffat: 171-173]
Ketentuan Allah: Rasulullah pasti mendapat pertolongan dan tentara Allah pasti menang, ini adalah ketetapan Allah yang tidak terbantahkan,
هُوَ ٱلَّذِيٓ أَرۡسَلَ رَسُولَهُۥ بِٱلۡهُدَىٰ وَدِينِ ٱلۡحَقِّ لِيُظۡهِرَهُۥ عَلَى ٱلدِّينِ كُلِّهِۦ وَلَوۡ كَرِهَ ٱلۡمُشۡرِكُونَ ٣٣
“Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrikin tidak menyukai.” [Qs. At taubah: 33]
لَيَبْلُغَنَّ هَذَا الْأَمْرُ مَا بَلَغَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ وَلَا يَتْرُكُ اللَّهُ بَيْتَ مَدَرٍ وَلَا وَبَرٍ إِلَّا أَدْخَلَهُ اللَّهُ هَذَا الدِّينَ بِعِزِّ عَزِيزٍ أَوْ بِذُلِّ ذَلِيلٍ عِزًّا يُعِزُّ اللَّهُ بِهِ الْإِسْلَامَ وَذُلًّا يُذِلُّ اللَّهُ بِهِ الْكُفْرَ
“Agama Islam ini akan menjangkau semua lokasi yang terjangkau oleh siang dan malam, dan tidaklah Allah membiarkan satu rumah pun di kota maupun desa atau pelosok, kecuali Allah memasukkan agama ini dengan kemuliaan yang menjadikan mulia atau dengan kehinaan yang menjadikan hina. Dengan kemuliaan Allah memuliakan Islam dan dengan kehinaan Allah menghinakan kekufuran.” [HR. Ahmad No.16344].
Apakah cahaya Allah dapat padam hanya dengan tiupan seorang kafir
Kemarilah wahai engkau yang berdiri dengan sombong
Apabila suara “Allahu Akbar” mulai bergemuruh di medan perang
Suara-suara lain akan terasa hina dibandingkan dengan seruan itu
Dan barangsiapa yang memusuhi Sang Maha Pengasih, maka usahanya akan gagal
Upayanya akan sirna dan kelelahannya akan sia-sia
Demi Allah orang-orang yang beriman itu pasti mendapat pertolongan, Allah telah menjanjikannya dan Allah tidak akan menyelisihi janji-Nya, Allah berfirman:
وَكَانَ حَقًّا عَلَيۡنَا نَصۡرُ ٱلۡمُؤۡمِنِينَ
“…dan Kami selalu berkewajiban menolong orang-orang yang beriman.” [Qs. Ar Ruum: 47]
Orang-orang yang beriman itu ditolong di saat mereka hidup maupun ketika sudah meninggal, dan tidak ada yang akan mendapatkan pertolongan ini kecuali orang-orang yang beriman, karena Allah adalah penolong mereka,
إِنَّا لَنَنصُرُ رُسُلَنَا وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ فِي ٱلۡحَيَوٰةِ ٱلدُّنۡيَا وَيَوۡمَ يَقُومُ ٱلۡأَشۡهَٰدُ ٥١ يَوۡمَ لَا يَنفَعُ ٱلظَّٰلِمِينَ مَعۡذِرَتُهُمۡۖ وَلَهُمُ ٱللَّعۡنَةُ وَلَهُمۡ سُوٓءُ ٱلدَّارِ ٥٢
“Sesungguhnya Kami menolong Rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat), (yaitu) hari yang tidak berguna bagi orang-orang zalim permintaan maafnya dan bagi merekalah la’nat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk.” [Qs. Ghafir: 51-52]
Orang-orang kafir sendiri akan dibinasakan; meskipun mereka bersatu, beraliansi, dan menggabungkan kekuatan mereka, kemudian mereka datang menyerang, tetap mereka akan dibinasakan, dihinakan dan dikalahkan,
قُل لِّلَّذِينَ كَفَرُواْ سَتُغۡلَبُونَ وَتُحۡشَرُونَ إِلَىٰ جَهَنَّمَۖ وَبِئۡسَ ٱلۡمِهَادُ ١٢
“Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: “Kamu pasti akan dikalahkan (di dunia ini) dan akan digiring ke dalam neraka Jahannam. Dan itulah tempat yang seburuk-buruknya”.” [Qs. Ali Imran: 12]
Allah mewujudkan rasa takut terhadap orang-orang yang beriman di dalam hati orang-orang musyrik, dan ketakutan tersebut akan terus ada selama mereka tetap menjadi orang yang musyrik,
سَنُلۡقِي فِي قُلُوبِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ ٱلرُّعۡبَ بِمَآ أَشۡرَكُواْ بِٱللَّهِ مَا لَمۡ يُنَزِّلۡ بِهِۦ سُلۡطَٰنٗاۖ وَمَأۡوَىٰهُمُ ٱلنَّارُۖ وَبِئۡسَ مَثۡوَى ٱلظَّٰلِمِينَ ١٥١
“akan Kami masukkan ke dalam hati orang-orang kafir rasa takut, disebabkan mereka mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah sendiri tidak menurunkan keterangan tentang itu. Tempat kembali mereka ialah neraka; dan itulah seburuk-buruk tempat tinggal orang-orang yang zalim.” [Qs. Ali Imran: 151]
Sesungguhnya Allah itu kuat dan kekuatan Allah tidak terbatas. Jika Allah berkehendak, sungguh Ia akan menghancurkan musuh-musuh-Nya dengan sebuah adzab yang dapat melibas mereka sebagaimana Ia memusnahkan orang-orang sebelum mereka. Akan tetapi demi Allah, sungguh di balik pertarungan ini terdapat hikmah, Allah berfirman:
وَلَوۡ يَشَآءُ ٱللَّهُ لَٱنتَصَرَ مِنۡهُمۡ وَلَٰكِن لِّيَبۡلُوَاْ بَعۡضَكُم بِبَعۡضٖۗ وَٱلَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ فَلَن يُضِلَّ أَعۡمَٰلَهُمۡ ٤ سَيَهۡدِيهِمۡ وَيُصۡلِحُ بَالَهُمۡ ٥ وَيُدۡخِلُهُمُ ٱلۡجَنَّةَ عَرَّفَهَا لَهُمۡ ٦ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ
ءَامَنُوٓاْ إِن تَنصُرُواْ ٱللَّهَ يَنصُرۡكُمۡ وَيُثَبِّتۡ أَقۡدَامَكُمۡ ٧ وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ فَتَعۡسٗا لَّهُمۡ وَأَضَلَّ أَعۡمَٰلَهُمۡ ٨ ذَٰلِكَ بِأَنَّهُمۡ كَرِهُواْ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ فَأَحۡبَطَ أَعۡمَٰلَهُمۡ ٩
“…apabila Allah menghendaki niscaya Allah akan membinasakan mereka tetapi Allah hendak menguji sebahagian kamu dengan sebahagian yang lain. Dan orang-orang yang syahid pada jalan Allah, Allah tidak akan menyia-nyiakan amal mereka. Allah akan memberi pimpinan kepada mereka dan memperbaiki Keadaan mereka, dan memasukkan mereka ke dalam jannah yang telah diperkenankanNya kepada mereka. Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. Dan orang-orang yang kafir, maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka. Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka.” [Qs. Muhammad: 4-9]
Allah telah menjajikan kemenangan bagi para wali-Nya, namun Allah memberikan persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapatkan kemenangan, Allah berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓاْ إِن تَنصُرُواْ ٱللَّهَ يَنصُرۡكُمۡ وَيُثَبِّتۡ أَقۡدَامَكُمۡ ٧
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” [Qs. Muhammad: 7].
Khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu menulis surat kepada Sa’ad bin Abi Waqqash Radhiyallahu Anhu beserta bala tentara yang bersama dengan beliau, Umar berkata:
“Amma Ba’du, aku memerintahkan kepadamu dan seluruh anggota pasukanmu untuk bertakwa kepada Allah SWT dalam setiap keadaan. Karena ketakwaan kepada Allah SWT adalah senjata yang paling kuat dan strategi yang paling jitu untuk mengalahkan musuhmu.
Aku memerintahkan kepadamu dan seluruh anggota pasukanmu untuk sangat berhati-hati terhadap perbuatan maksiat, lebih hati-hati dari pada kepada musuhmu sendiri. Karena maksiat yang diperbuat pasukan lebih ditakutkan dari pada kekuatan pasukan musuh.
Allah SWT. memenangkan pasukan Islam disebabkan kemaksiatan yang dilakukan musuh-musuhnya. Tanpa hal itu, niscaya pasukan Islam tidak berdaya menghadapi pasukan musuh, karena jumlah kita tak seberapa dibanding jumlah mereka, persenjataan kita pun tak ada apa-apanya dibandingkan persenjataan musuh. Sehingga pasukan Islam dan pasukan musuh sama-sama dalam perbuatan maksiat, maka pasukan musuh akan menang karena mereka lebih kuat. Jika tidak sama, maka pasukan Islam akan menang, karena keutamaan mereka, bukan karena kekuatan mereka.
Kemudian ketahuilah, selama perjalanan kalian, Allah SWT mengirim para malaikat yang akan mengawasi. Mereka mengetahui apa yang kalian lakukan. Maka bersikaplah malu kepada mereka. Janganlah kalian bermaksiat kepada Allah SWT, padahal kalian sedang berada dalam jalan Allah SWT.
Janganlah kalian berkata bahwa musuh-musuh kalian lebih buruk dari kalian, sehingga tidak mungkin mereka akan menguasai kalian. Karena sangat mungkin sebuah kaum dikuasai oleh kaum yang buruk dari kaum yang dikuasai.
Seperti kaum Majusi yang berhasil menguasai Bani Israel, hal itu karena Bani Israel telah melakukan hal-hal yang membuat Allah SWT murka. Lalu mereka merajalela di kampung-kampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.
Mohonlah kepada Allah SWT agar menolong kalian melawan jiwa kalian, sama seperti kalian memohon pertolongan dalam melawan musuh-musuh kalian. Aku juga memohon hal itu untukku dan untuk kalian.”
Kadangkala kemenangan datang secara perlahan, namun di baliknya terdapat banyak hikmah yang ingin Allah Azza wa Jalla berikan kepada kita, Sayyid Quthb berkata:
“Allah mengehendaki pembelaan-Nya bagi orang-orang yang beriman dilakukan oleh diri mereka sendiri […] Kemenangan yang cepat dan tanpa beban yang sulit serta kemenangan yang turun dengan mudah ke atas orang-orang yang duduk dan berleha-leha, tidak akan menampakkan kekuatan-kekuatan itu. Karena kondisi seperti itu tidak dapat membangkitkan dan merangsangnya.
Di samping itu, kemenangan yang mudah dan cepat itu dengan mudah pula akan hilang dan pergi. Pertama, karena seolah-olah kemenangan sangat murah harganya, tidak ada satupun pengorbanan yang mulia di dalamnya. Kedua, karena orang-orang yang mendapatkan kemenangan dengan mudah itu belum teruji kemampuan mereka untuk menjaganya, potensi dan sumber daya mereka belum didayagunakan untuknya. Oleh karena itu, ia tidak dapat mengkonsolidasikan dan menghimpun kekuatan untuk membelanya.
Kadangkala kemenangan datang secara perlahan kepada orang-orang yang terzhalimi dan dikeluarkan dari negeri-negeri hanya karena menyatakan, “Rabb kami adalah Allah.” Mungkin Allah masih ingin memberikan hikmah di balik hal tersebut.
Kadangkala kemenangan datang secara perlahan, karena bangunan umat Islam belum matang dan sempurna, serta belum menghimpun segala sumber dayanya. Segala potensinya belum dikeluarkan sehingga kekuatan dan kesiapan yang tersimpan di dalamnya belum diketahui. Seandainya umat diberi kemenangan dalam kondisi demikian, pastilah umat tidak mampu mempertahankannya dalam jangka waktu yang lama.
Kadangkala kemenangan datang secara perlahan. Sehingga seluruh umat mengeluarkan segala daya dan kekuatannya serta mengeluarkan seluruh yang dimilikinya. Sehingga tidak tersisa lagi harta yang dicintainya dan yang mahal. Umat tidak hanya mengeluarkan hartanya yang murah dan mudah saja di jalan Allah.
Kadangkala kemenangan datang secara perlahan agar umat harus mencoba kekuatan terakhirnya. Sehingga umat sadar bahwa kekuatan tersebut tidak berguna apa-apa tanpa bersandar kepada jaminan pertolongan dari Allah. Jadi kemenangan dan pertolongan dari Allah baru akan turun ketika umat telah mengeluarkan seluruh kekuataannya. Setelah itu mereka menggantungkan segala urusan hanya kepada Allah semata.
Kadangkala kemenangan datang secara perlahan agar umat Islam menambah kekuatan hubungannya dengan Allah. Jadi ketika mereka merasakan penderitaan dan kepedihan namun mereka terus mengeluarkan segala daya dan kekuatan, mereka tidak menemukan sandaran lain selain Allah, mereka juga tidak menghadapkan diri mereka melainkan kepada Allah semata ketika dalam keadaan susah. Pada saat itulah kemenangan dan pertolongan datang.
Hubungan yang erat dengan Allah itu merupakan jaminan pertama yang membuatnya ber-istiqamah di atas manhaj setelah kemenangan yang diizinkan Allah itu; sehingga umat Islam tidak melampaui batas serta tidak menyimpang dari kebenaran, keadilan, dan kebaikan, di mana dengan perkara-perkara itu semua Allah menolong umat ini.
Kadangkala kemenangan datang secara perlahan karena umat Islam belum benar-benar murni dalam perjuangannya dan pengorbanannya untuk Allah dan dakwah kepada-Nya. Bisa jadi umat berperang hanya untuk mendapatkan rampasan perang, atau berperang karena fanatisme golongan atau karena dirinya sendiri, atau berperang karena ingin menunjukkan keberaniannya di hadapan musuh. Padahal Allah menghendaki bahwa jihad itu benar-benar ikhlash karena Nya dan di jalan-Nya, bebas dari perasaan-perasaan lain yang menyertainya.
Kadangkala kemenangan datang secara perlahan karena di dalam kejahatan yang umat Islam perangi masih ada tersisa kebaikan. Allah menghendaki agar kejahatan dikeluarkan darinya agar tersaring segala keikhlasan di dalamnya. Kemudian kejahatan itu hancur dengan sendirinya dan tidak bercampur sedikitpun dengan kebaikan, dan ia binasa di lembah kehancuran.
Kadangkala kemenangan datang secara perlahan karena kebathilan yang diperang oleh umat Islam, dan kepalsuannya belum benar-benar terungkap kepada seluruh manusia. Apabila umat Islam dapat mengalahkannya pada waktu itu, maka bisa jadi kebathilan tersebut akan mendapatkan penolong-penolong yang tertipu ke dalam barisannya. Orang-orang yang tertipu itu boleh jadi belum benar-benar yakin dengan kerusakan dan keharusan untuk menghancurkannya. Sehingga orang-orang yang baik bisa ikut membela karena belum mengetahui hakikatnya. Maka Allah membiarkan kebathilan itu sementara waktu hingga kedoknya benar-benar tersingkap di hadapan manusia. Sehingga ketika ia binasa dan hancur, tidak ada seorang pun yang akan mentangisinya.
Kadangkala kemenangan datang secara perlahan karena lingkungan umat Islam belum siap untuk menerima kemenangan, keadilan dan kebaikan. Kalau dalam kondisi demikian umat mendapat kemenangan, maka umat akan mendapatkan perlawanan dari lingkungan yang belum kondusif itu. Maka perseteruan pun masih harus berlangsung, hingga jiwa-jiwa itu siap untuk menyambut kebenaran dan mempertahankannya.
Karena itu semua, dan karena sebab-sebab lain yang diketahui oleh Allah, kemenangan dan pertolongan kadangkala datang secara perlahan. Sehingga pengorbanan harus berlipat-lipat dan penderitaan bertumpuk-tumpuk. Namun tetap bersama pembelaan Allah bagi orang-orang yang beriman dan realisasi kemenangan bagi mereka pada akhirnya.
Sesungguhnya kemenangan itu memiliki beban-beban setelah Allah mengizinkannya untuk turun karena sebab-sebab dan harganya telah ditunaikan secara sempurna. Dan juga karena lingkungan telah kondusif untuk menyambut dan mempertahankannya.
وَلَيَنصُرَنَّ ٱللَّهُ مَن يَنصُرُهُۥٓۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَقَوِيٌّ عَزِيزٌ ٤٠
“…Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kuat lagi Maha perkasa.” [Qs. Al Hajj: 40]…” – sampai di sini kutipan dari perkataan beliau yang tercantum di dalam Tafsir Fie Zhilal Al Quran, kami menukilnya secara ringkas –.
Sesungguhnya perang antara kita dengan musuh-musuh Allah tidak hanya berlangsung selama 3 tahun atau 30 tahun, akan tetapi jihad di dalam agama kita adalah sebuah ibadah, berperang melawan orang-orang kafir sampai akhir zaman kelak. Sedangkan Thaifah Manshurah dari umat ini memiliki kesiapan yang matang dan kesiagaan penuh untuk terjun ke dalam perang melawan musuh-musuh Allah yang tidak akan pernah habis kecuali kita memerangi Dajjal. Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
لَا تَزَالُ طَائِفَةٌ مِنْ أُمَّتِي يُقَاتِلُونَ عَلَى الْحَقِّ ظَاهِرِينَ عَلَى مَنْ نَاوَأَهُمْ حَتَّى يُقَاتِلَ آخِرُهُمْ الْمَسِيحَ الدَّجَّالَ
“Akan senantiasa ada sekelompok dari umatku yang berperang di atas kebenaran. Mereka menang terhadap siapa saja yang menentang mereka, sampai yang terakhir dari mereka memerangi Al Masih Ad Dajjal.” [HR Abu Dawud]
Sesungguhnya perang antara kita dengan musuh-musuh Allah memiliki babak yang banyak, terkadang Allah Subhanahu wa Ta’ala menguji para wali-Nya dengan kemenangan, dan terkadang dengan luka, Allah berfirman:
وَتِلۡكَ ٱلۡأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيۡنَ ٱلنَّاسِ وَلِيَعۡلَمَ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَيَتَّخِذَ مِنكُمۡ شُهَدَآءَۗ وَٱللَّهُ لَا يُحِبُّ ٱلظَّٰلِمِينَ ١٤٠
“…dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran); dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada’. dan Allah tidak menyukai orang-orang yang zalim.”[Qs. Ali Imran: 140]
Di balik luka dan kepedihan yang disertai kesabaran dan keteguhan, terdapat kehormatan di dunia dan ganjaran yang baik di akhirat.
وَكَأَيِّن مِّن نَّبِيّٖ قَٰتَلَ مَعَهُۥ رِبِّيُّونَ كَثِيرٞ فَمَا وَهَنُواْ لِمَآ أَصَابَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ وَمَا ضَعُفُواْ وَمَا ٱسۡتَكَانُواْۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلصَّٰبِرِينَ ١٤٦ وَمَا كَانَ قَوۡلَهُمۡ إِلَّآ أَن قَالُواْ رَبَّنَا ٱغۡفِرۡ لَنَا ذُنُوبَنَا وَإِسۡرَافَنَا فِيٓ أَمۡرِنَا وَثَبِّتۡ أَقۡدَامَنَا وَٱنصُرۡنَا عَلَى ٱلۡقَوۡمِ ٱلۡكَٰفِرِينَ ١٤٧ فََٔاتَىٰهُمُ ٱللَّهُ ثَوَابَ ٱلدُّنۡيَا وَحُسۡنَ ثَوَابِ ٱلۡأٓخِرَةِۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلۡمُحۡسِنِينَ ١٤٨
“dan berapa banyaknya Nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut (nya) yang bertakwa, mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada doa mereka selain ucapan: “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.” [Qs. Ali Imran: 146-148]
Sesungguhnya kemenangan berada di dalam perbendaharaan Allah (maksudnya bersumber dari Allah – red.) dan Allah menurukan kemenangan dengan kadar tertentu serta hikmah.
وَإِن مِّن شَيۡءٍ إِلَّا عِندَنَا خَزَآئِنُهُۥ وَمَا نُنَزِّلُهُۥٓ إِلَّا بِقَدَرٖ مَّعۡلُومٖ ٢١
“dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.” [Qs. Al Hijr: 21]
Allah Ta’ala juga berfirman:
وَمَا ٱلنَّصۡرُ إِلَّا مِنۡ عِندِ ٱللَّهِ ٱلۡعَزِيزِ ٱلۡحَكِيمِ ١٢٦
“…dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” [Qs. Ali Imran: 126]
Terkadang Allah memberikan kemenangan karena suatu faktor yang lemah secara zhahirnya, dan banyak orang tidak memperdulikannya, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّمَا يَنْصُرُ اللَّهُ هَذِهِ الْأُمَّةَ بِضَعِيفِهَا بِدَعْوَتِهِمْ وَصَلَاتِهِمْ وَإِخْلَاصِهِمْ
“Sesungguhnya Allah menolong umat ini dengan orang lemahnya, dengan doa mereka, shalat mereka, dan keikhlasan mereka.” [HR. Nasai No.3127]
Betapa banyak faktor-faktor lemah di dalam umat Muhammad Shallallahu alaihi wa sallam yang apabila digunakan untuk bersumpah di hadapan Allah, tentu lah Ia akan menjawabnya.
Wahai umat Islam, bergembiralah karena kemenangan sudah dekat, dan kita hanya perlu bersabar sesaat lagi.
Ya Allah tolonglah hamba-hamba-Mu para mujahidin di seluruh dunia, Ya Allah binasakanlah yahudi dan nashrani yang mendustakan nabi-Mu dan membunuh para wali-Mu, Ya Allah kurangilah jumlah mereka, bunuhlah mereka semua dan janganlah sisakan mereka satupun.
Ya Rabb kami ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan berlebihan kami dalam menjalani urusan kami, teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir, segala puji bagi Allah rabb semesta alam.
Jangan lupakan saudara-saudara kalian dalam doa kalian yang shalih
(banan/arrahmah.com)