(Arrahmah.com) – Yayasan Media Al-Manarah Al-Baidha’, sayap media Jabhah Nushrah, pada Senin (24/2/2014) merilis pesan audio Amir Jabhah Nushrah, Syaikh Abu Muhammad Al-Jaulani hafizhahullah. Pesan audio itu berdurasi 11 menit 10 detik.
Selain mengungkapkan belasungkawa atas gugurnya Syaikh Abu Khalid As-Suri rahimahullah, beliau juga mengajukan tawaran solusi untuk menyelesaikan konflik antara jama’ah-jama’ah jihad lokal Suriah dengan jama’ah Daulah Islam Irak dan Syam [ISIS].
Berikut ini terjemahan dari pesan audio tersebut.
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Yayasan Media Al-Manarah Al-Baidha’
mempersembahkan
pesan audio
Syaikh Al-Fatih Abu Muhammad Al-Jaulani Hafizhahullah
dengan judul
“Duhai sekiranya engkau yang mengucapkan belasungkawa atas [kematian]ku”
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarganya, sahabatnya dan setiap orang yang setia kepadanya. Amma ba’du.
Allah Ta’ala berfirman:
مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللَّهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُمْ مَنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُمْ مَنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلًا
“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur dan di antara mereka ada pula yang menunggu-nunggu [kemenangan atau gugur sebagai syahid] dan mereka tidak merubah janjinya.” (QS. Al-Ahzab [33]: 23)
Negeri Syam telah terluka atas kehilangan [gugurnya] tokoh bijaksana yang tenang, orang yang memiliki akhlak dan sifat malu, bapak yang sangat simpatik dan ibu yang sangat penyayang, orang yang sabar, mujahid, pemurah dan dermawan, ksatria utama yang engkau merasakan kehidupan dari memandang kepada kedua matanya dan engkau merasakan kewibawaan di hadapan majlisnya. Ia adalah sejarah berjalan di muka bumi, warisan umat ia bawa di antara kedua bahunya, tiga dekade (30 tahun) berjihad, Syaikh Abu Khalid As-Suri.
Ia berjihad melawan Nushairiyah sejak 30 tahun yang lalu, lalu ia berkeliling di bumi Allah memerangi musuh-musuh Allah, dimanapun kedua kakinya berpijak. Ia menemani hamba-hamba terbaik Allah dimuka bumi, kami menyangka mereka demikian [dan Allah-lah yang akan menghisab mereka].
Ia menemani Syaikh Usamah bin Ladin dan doktor Aiman Az-Zhawahiri, terlebih rekan perjalanan dan jalan jihadnya yaitu Syaikh Abu Mush’ab As-Suri, dan lain-lain dari kalangan tokoh-tokoh mulia para komandan jihad dan ulama umat Islam. Ia adalah puncak dalam ketulusan kepada sahabat-sahabat dan umatnya, puncak dalam mencurahkan dan mempersembahkan semua hal yang dimilikinya.
Tidak sehari pun ia menjadi anggota dari Ahrar [Asy-Syam], tidak pula menjadi anggota Jabhah [Nushrah], justru ia adalah anggota dari seluruh mujahidin dan kaum muslimin. Ia tokoh untuk memberi solusi, bukan tokoh untuk konfrontasi. Beberapa hari yang lalu ia telah mengunjungiku dan kami saling bertukar pembicaraan tentang bumi Syam, ia bergejolak dengan kenangan-kenangan dan harapan-harapan sampai kedua kakinya tak mampu menanggung [kenangan-kenangan dan harapan-harapan]nya.
Abu Khalid, seandainya saja engkau yang mengucapkan belasungkawa kepadaku dan bukan aku yang mengucapkan belasungkawa kepadamu. Seandainya saja aku yang meninggalkan dunia, bukan engkau yang meninggalkan dunia. Seandainya saja engkau yang mencucurkan air mata untukku, bukan aku yang mencucurkan air mata untukmu. Aku memiliki hati yang terluka, siapakah yang akan membelinya dariku dengan hati yang tidak memiliki luka-luka? Namun manusia enggan membeli hati itu dariku. Siapalah yang mau menukar hati yang sehat dengan hati yang sakit?
Hendaknya umat Islam merasa bangga dengan kepergiannya [Syaikh Abu Khalid As-Suri]. Hendaknya para sastrawan dan penyair mengungkapkan syair belasunggkawa kepadanya. Hendaknya para ulama dan pemimpin jihad mengingat-ingatnya. Hendaknya sejarah mencatatnya dalam lembaran-lembarannya yang paling indah.
Kami katakan kepada orang-orang yang membunuhnya: Merugilah kedua tangan kalian dan merugilah apa yang telah kalian lakukan. Celakahlah kalian dan celakalah orang yang memerintahkan kalian dan memberikan fatwa kepada kalian. Hai orang-orang yang tertipu, tidak tahukah kalian makna milisi-milisi Shahwat dan siapakah mereka?
Sesungguhnya milisi-milisi Shahwat di Irak di Irak adalah orang-orang yang tidak memerangi Amerika dan Rafidhah, dan mereka mulai memerangi mujahidin bersama dengan musuh-musuh [yaitu Amerika dan Rafidhah]. Adapun di Syam, siapakah orang yang tidak memerangi Nushairiyah dan mulai memerangi orang-orang [mujahidin] yang memerangi Nushairiyah?!!!
Bukankah engkau layak untuk bertanya-tanya, sudah berapa banyak tempat ribath dari front-front peperangan melawan rezim yang kalian justru memerangi orang yang melaksanakan ribath di sana? Kemudian kalian tidak mengisi tsughur-tsughur tersebut dan tidak pula kalian membiarkan orang yang akan mengisi tsughur-tsughur tersebut?!!!
Sesungguhnya proyek milisi-milisi Shahwat di Syam hampir mustahil direalisasikan oleh Barat dan agen-agennya, namun peperangan intern yang kalian telah menjadi penyebabnya telah membuka celah yang besar di bumi Syam, maka dimulailah dengan serius penerapan proyek milisi-milisi Shahwat dengan apa yang dinamakan Tentara Nasional.
Pernahkah kalian mendengar milisi-milisi Shahwat menuntut kalian untuk meminta keputusan kepada syariat Allah dalam perselisihan yang telah terjadi? Lalu Daulah Islamiyah tidak menyambut tuntutan tersebut, sementara milisi-milisi Shahwat justru menyambutnya?!!!
Aneh! Kenapa kalian tidak mempergunakan kesempatan? Jika memang kalian memiliki bukti-bukti yang terang bahwa orang-orang yang berselisih dengan kalian adalah milisi-milisi Shahwat, maka kalian duduk kepada syariat Allah dan kalian mengambil hak umat dari mereka dengan syariat Allah, sedangkan mereka telah siap tunduk kepada syariat Allah?
Kami tidak mengingkari bahwa ada beberapa jama’ah yang memerangi kalian telah terjatuh dalam kemurtadan dan kekafiran seperti Dewan Jendral, Aliansi Nasional dan orang-orang yang melaksanakan proyek Tentara Nasional, yang berusaha untuk menegakkan proyek negara sekuler dan menghancurkan proyek Islam yang lurus.
Namun mayoritas jama’ah yang memerangi kalian belum terbukti bahwa mereka terjatuh dalam kemurtadan atau kekafiran, dan bahwa setiap apa yang kalian tuduhkan kepada mereka hanyalah syubhat-syubhat dan sebagian perkara haram yang mereka terjatuh kepadanya, yang tidak sampai naik pada tingkatan menjatuhkan vonis murtad kepada mereka, dan dari vonis tersebut berakibat terjadinya peperangan dalam skala luas sehingga menyibukkan umat dari memerangi musuh umat yaitu Nushairiyah dan Rafidhah.
Inilah dia jama’ah-jama’ah yang kalian kafirkan diatas kebodohan dan kalian menghalalkan darah-darah mereka, jama’ah-jama’ah tersebut menuntut kalian untuk meminta keputusan syariat Allah atas diri mereka dan diri kalian. Maka apa yang kalian takutkan?
Inilah kami Jabhah Nushrah meletakkan pimpinan Daulah sekali lagi pertama-tama di hadapan para pengikutnya dan kedua kalinya di hadapan umat Islam, di atas batu uji syariat yang lurus agar kita menerapkan syariat Allah atas diri kita sendiri sebelum kita menerapkannya kepada masyarakat, tanpa syarat apapun atau batasan pengikat apapun sebelumnya.
Meskipun syarat-syarat yang telah kalian sebutkan untuk mau berhukum kepada syariat Islam pada dasarnya adalah sesuai syariat, namun menempatkan syarat-syarat tersebut tidak pada tempatnya adalah kebatilan dan tidak sesuai syariat. Di dalam hadits dari Nafi’ bahwasanya ada seseorang bersin di samping Ibnu Umar, maka orang itu mengucapkan doa:
الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ
“Segala puji bagi Allah dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah.”
Maka Ibnu Umar mengatakan: “Saya juga mengucapkan
الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ
“Segala puji bagi Allah dan salam senantiasa dilimpahkan kepada Rasulullah.”
Namun bukan begitu Rasulullah mengajarkan kepada kami. Beliau mengajarkan kepada kami untuk mengucapkan:
الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ
“Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan.” (HR. Tirmidzi dan Al-Hakim)
Sambil menunggu proses pelaksanaan mahkamah, setiap operasi militer di antara kita [kelompok-kelompok jihad lokal melawan Daulah, red] harus dihentikan segera dan setiap fatwa kalian yang mengkafirkan jama’ah-jama’ah jihad lainnya harus dihilangkan, kemudian kalian mengajukan semua bukti dan argumentasi yang kalian miliki atau bahkan syubhat-syubhat yang kalian miliki kepada para ulama yang mu’tabar, seperti Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi, atau Abu Qatadah Al-Filisthini, atau Syaikh Sulaiman Al-Ulwan.
Lalu kita mengambil fatwa dari para ulama’ yang mu’tabar tentang jama’ah-jama’ah ini dan memerangi siapa yang lebih layak untuk diperangi. Fatwa yang dikatakan oleh para ulama yang mu’tabar tersebut berlaku atas semua pihak [jama’ah-jama’ah jihad di Suriah, termasuk Daulah Islam, red] dan kita semua harus komitmen dengan fatwa mereka.
Kami akan menunggu balasan kalian secara resmi dalam rentang waktu lima hari dari tanggal pengumuman rekaman pesan audio ini. Namun jika kalian tidak mau, maka kalian telah mengetahui bahwa kami telah bersabar selama setahun penuh atas serangan-serangan kalian, tuduhan-tuduhan batil dan pencitraan buruk, semata-mata demi mencegah kerusakan yang lebih besar; dan kami mengalah kepada kalian dari banyak hak kami.
Kalian juga mengetahui pil pahit yang telah kalian telan dari penduduk kawasan timur [Suriah timur]. Kalian mengetahui bahwa sampai saat ini kami belum memobilisasi Jabhah dan kami tidak meninggalkan satu tempat pun untuk memerangi Nushairiyah, sebagaimana yang kalian lakukan.
Demi Allah, jika kalian masih juga menolak hukum Allah pada kali terbaru ini dan kalian tidak menghentikan bencana kalian dari umat Islam, niscaya umat Islam benar-benar akan mengikuti pemikiran yang bodoh lagi menular dan umat Islam benar-benar akan binasa, bahkan dari Irak sekalipun. Kalian mengetahui ada ratusan saudara-saudara yang mulia yang menunggu-nunggu dari umat Islam isyarat [komando] dari Irak.
Maka sadarlah wahai jama’ah Daulah dan kembalilah kalian kepada umat kalian, kembalilah kalian kepada para ulama umat Islam, pemimpin umat Islam dan putra-putra umat Islam, karena mereka tidak akan menelantarkan kalian dan mereka akan memaafkan kesalahan-kesalahan kalian dan bersama mereka kalian akan menyempurnakan proyek umat di atas manhaj dan bashirah, tanpa ifrath [melampaui batas dalam melaksanakan ajaran agama] maupun tafrith [melampaui batas dalam meninggalkan ajaran agama]!
إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ
“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya.”
(QS. Qaf [50]: 37)
Wassalamu’alaykum wa rahmatullah wa barakatuh
(muhib al majdi/arrahmah.com)