TOKYO (Arrahmah.com) – Dengan memperluas pasar di negara Muslim, sejumlah perusahaan Jepang melihat produksi makanan halal dan produk lainnya sebagai paspor untuk dunia Islam, meskipun ini berarti renovasi yang lengkap bagi pabrik-pabrik mereka, lapor situs berita Jepang berbahasa Inggris, yomiuri.
Halal, sebuah istilah dalam bahasa Arab yang berarti diperbolehkan, digunakan untuk menunjuk persiapan makanan
Muslim yang diperbolehkan untuk dimakan sesuai dengan syariat Islam. Produk lain juga harus mengandung bahan-bahan yang halal.
Sapi dan ayam disembelih dan diolah menggunakan metode khusus, sesuai syariat Islam. Babi dan alkohol dilarang.
Badan otentifikasi halal telah menerima aplikasi dari perusahaan Jepang yang ingin menghasilkan produk halal untuk diekspor ke negeri-negeri kaum Muslim. Jumlah restoran dan kafetaria universitas yang menawarkan hidangan halal juga terus meningkat.
“Halal adalah paspor untuk negara-negara Islam,” ujar Akmal Abu Hassan (43), seorang warga Malaysia yang tinggal di Jepang di sebuah forum yang diadakan di Saitama pada pertengahan Februari lalu. Sekitar 150 orang dari berbagai perusahaan menghadiri forum tersebut untuk memperluas distribusi produk mereka ke negeri-negeri kaum Muslim.
Hassan yang bekerja untuk membantu perusahaan Jepang mengembangkan produk halal mengatakan : “Negara Islam merupakan pasar masa depan yang menjanjikan. Ini adalah kesempatan yang baik untuk mengembangkan produk-produk halal.”
Jumlah Muslim diperkirakan mencapai 2 milyar lebih pada tahun 2030. Dua dari negeri kaum Muslim terbesar, Indonesia dan Bangladesh dipekrirakan akan mengalami tingkat pertumbuhan 6 persen.
Dalam mengantisipasi pasar besar di masa depan, perusahaan-perusahaan Jepang berebut untuk menerima otentifikasi halal.
Asosiasi Halal Jepang yang berbasis di Osaka didikirikan pada tahun 2010 lalu, menerima 14 aplikasi pada tahun itu dan naik dua angka di tahun 2011. Thaun ini, jumlah aplikasi yang telah masuk melebihi 10.
Namun, tidak mudah bagi perusahaan untuk memenuhi persyaratan.
Seorang pejabat asosiasi mengatakan : “Dalam beberapa kasus, menjadi perlu untuk benar-benar merenovasi pabrik.” Hanya lima aplikasi yang disetujui selama tiga tahun terakhir, ujarnya.
Wisatawan Muslim
Industri pariwisata juga menjadi target.
Menurut Organisasi Japan National Tourism, jumlah turis dari Indonesia tahun lalu meningkat hampir 60 persen dibanding dengan pengunjung dalam negeri di tahun 2007.
Asosiasi Halal Jepang mengatakan jumlah restoran yang menawarkan hidangan halal telah meningkat pesat selama 10 tahun terakhir. Saat ini sekitar 200 restoran di seluruh Jepang menawarkan hidangan halal. (haninmazaya/arrahmah.com)