KUALA LUMPUR (Arrahmah.com) – Sumitomo Mitsui Banking Corp (SMBC) Jepang tanggapi positif desakan sejumlah perusahaan Jepang yang berencana untuk berinvestasi di pasar halal Malaysia yang sesuai dengan Syariah, kata seorang pejabat SMBC.
Perusahaan Jepang yang bergerak di bidang makanan, kosmetik, logistik, transportasi dan penyimpanan berhasrat memanfaatkan pasar Malaysia dalam upaya untuk menarik konsumen Muslim secara global, Yoshimi Gunji, kepala operasi SMBC di Malaysia kepada Reuters dalam sebuah wawancara pada Kamis (5/10/2017).
Menurutnya, bank tersebut memfasilitasi investasi semacam itu.
“Untuk keseluruhan rantai pasokan industri halal, ada ketertarikan … Itu adalah satu area di mana SMBC benar-benar memusatkan fokusnya,” kata Gunji. Dia menolak untuk mengidentifikasi perusahaan yang mempertimbangkan investasi Malaysia, atau memberikan rincian berapa jumlah dana SMBC yang mungkin terlibat dalam investasi ini.
Gunji mengatakan SMBC juga akan fokus pada pembiayaan properti dan proyek di Malaysia, terutama sejumlah industri besar seperti proyek kereta api berkecepatan tinggi antara Kuala Lumpur dan Singapura. Beberapa laporan media Malaysia mengatakan bahwa proyek kereta api bisa menghabiskan biaya sekitar RM 50 miliar.
Malaysia yang berpenduduk mayoritas Muslim menargetkan dirinya untuk menjadi pusat halal global pada tahun 2020, ketika industri halal diperkirakan berkontribusi 8,7% terhadap PDB negara tersebut, menurut badan pemerintah Halal Industry Development Corp.
Pasar halal global, yang telah menarik konsumen global dan raksasa kosmetik seperti Unilever PLC dan L’Oreal SA, saat ini diperkirakan mencapai US $ 2.3 triliun, mencakup sektor pangan dan non pangan, menurut agensi tersebut.
Untuk bersertifikat halal, produk tidak boleh mengandung bekas daging babi, alkohol atau darah, dan harus dilakukan di jalur pabrik yang bebas dari resiko kontaminasi.
Gunji mengatakan SMBC, sebuah unit inti perbankan dari pemberi pinjaman terbesar ketiga Jepang Sumitomo Mitsui Financial Group, ingin memperluas bisnis halal-nya secara global setelah memulai di Malaysia.
“Pertama-tama kami berfokus pada arus antara Jepang dan Malaysia, dan kemudian kami akan mengembangkan sayap kami ke Eropa,” katanya.
Salah satu alasan minat perusahaan Jepang di pasar halal adalah Olimpiade musim panas yang akan diadakan di Tokyo pada tahun 2020.
“Selama Olimpiade Tokyo 2020, akan ada banyak atlet dan pengunjung Muslim di Jepang yang akan membutuhkan produk dan layanan bersertifikasi halal,” kata Gunji.
Perusahaan Jepang dapat mencari mitra bersertifikasi halal Malaysia untuk menjual produk dan layanan di kedua negara tersebut, atau perusahaan Malaysia dapat memperluas layanan mereka ke Jepang, tambahnya. (althaf/arrahmah.com)