TEL AVIV (Arrahmah.id) – Sebuah perusahaan “Israel” menjual teknologi spyware canggih kepada pemerintah Bangladesh tahun lalu meskipun “Israel” melarang ekspor pertahanan dan pengawasan ke negara Asia itu, bocoran dokumen resmi telah terungkap.
Passitora, sebuah perusahaan berbasis di Siprus yang dijalankan oleh mantan komandan “Israel” Tal Dilian, menjual peralatan pengawasan ke badan intelijen Bangladesh, Pusat Pemantauan Telekomunikasi Nasional, lapor Haaretz pada Selasa (10/1/2023).
Bangladesh, negara Muslim terbesar ketiga di dunia, tidak mengakui “Israel” dan kedua negara tidak memiliki hubungan diplomatik formal.
“Peralatan, yang digunakan untuk mencegat lalu lintas seluler dan internet, dijual ke bagian dari Kementerian Dalam Negeri Bangladesh yang bertanggung jawab untuk melacak penggunaan internet dan media sosial,” kata Haaretz.
Perusahaan “Israel” secara resmi dilarang melakukan bisnis dengan Bangladesh. Dhaka tidak termasuk dalam daftar negara yang disetujui kementerian pertahanan “Israel” untuk ekspor teknologi rahasia.
Passitora dilaporkan memiliki catatan perilaku yang dipertanyakan. Yang paling mencolok adalah skandal di Siprus di mana perusahaan, yang secara resmi disebut WiSpear ini, diduga membual tentang mengekstraksi data pribadi dari perangkat seluler orang. Tuduhan terhadap perusahaan dibatalkan tetapi WiSpear didenda satu juta euro.
Sementara, pihak berwenang Bangladesh memiliki rekam jejak pelanggaran hak asasi manusia, termasuk menindak kritik, jurnalis, dan bahkan anak-anak yang berbicara menentang kebijakan mereka, menurut Human Rights Wacth. (zarahamala/arrahmah.id)