JAKARTA (Arrahmah.com) – Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panasbumi (PLTP) Sarulla di Sumatera Utara tak lama lagi akan direalisasikan, wakil presiden Boediono meminta proyek tersebut dipercepat. Bahkan Menteri Energi Jero Wacik menyatakan dia berharap groundbreaking proyek tersebut bisa dimulai sebelum kabinet ini berakhir.
Menurut Boediono, proyek Sarulla akan memberikan keuntungan yang cukup signifikan dan menghemat subsidi listrik sebesar 4 triliun setahun, lansir tempo.co (11/4/2013).
“Pemerintah mendukung proyek geothermal karena ada keuntungan finansial dan nonfinansial. Silakan investor berbondong-bondong. APBN memang tidak cukup dan sangat berharap investor masuk dan memberikan keuntungan semua pihak,” kata Boediono di kantor Wapres, Jakarta pada Kamis (11/4).
PLTP Sarulla merupakan pembangkit listrik terbesar dalam program percepatan pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW tahap II, yang 50 persennya (4952 MW) berasal dari panas bumi.
Pembangunan proyek yang terletak di Sumatera Utara tersebut menelan investasi USD 1,5 miliar. Pembangunan dipimpin PT Medco Power Indonesia dengan konsorsium perusahaan multinasional Itochu, Kyushu dan Ormat, demikian lansir aktual.co.
Usut punya usut, Ormat merupakan perusahaan asal “Israel”. Ormat didirikan pada tahun 1965 di Yavne, Israel, oleh Lucien Bronicki. Ormat Industries merupakan penyedia teknologi alternatif dan terbarukan.
Aktual.co melansir bahwa awalnya Ormat hanya pemasok peralatan pembangkit listrik. Namun pada 1990-an perusahaan mengubah strategi dan memutuskan untuk tidak hanya untuk menyediakan peralatan pembangkit listrik, tetapi juga untuk memiliki dan mengelola stasiun energi listrik alternatif dan terbarukan.
Pada tahun 1991 Industri Ormat terdaftar di Tel Aviv Stock Exchange dan saat ini termasuk dalam Indeks TA-25.
Dikutip oleh aktual.co dari situs resmi Ormat, Kamis (11/4), partisipasi Ormat dalam proyek Sarulla memasok Converters Energy untuk pembangkit listrik. Selain itu, Ormat, melalui anak perusahaannya Ormat International Inc, memegang kepemilikan saham 12,75% di Sarulla.
Ormat berharap bisa meraup USD254.000.000 terkait dengan penjualan peralatan selama masa konstruksi Sarulla.
Ormat mengklaim, teknologi mereka memungkinkan reinjeksi hampir 100% dari fluida panas bumi kembali ke dalam reservoir, menjaga kesinambungan daya sumber daya panas bumi sehingga meningkatkan dan mengurangi efek negatif dari gas.
Dita Bronicki, Chief Executive Officer Ormat, mengaku senang dengan proyek Sarulla. “Proyek ini, merupakan kali pertama kami masuk ke Indonesia,” kata Dita. (dbs/haninmazaya/arrahmah.com)