Sebuah perusahaan pengalengan daging di kawasan Colorado, Amerika memecat 150 orang Muslim akibat terjadi pertikaian yang bermula dari sikap mereka mengambil waktu istirahat sepanjang maghrib untuk melaksanakan shalat dan berbuka puasa Ramadhan.
Para direktur perusahaan “Swift” itu menentang para karyawannya mengambil waktu untuk beristirahat. Hal itu menyebabkan mereka bertikai dengan lebih dari 220 karyawan Muslim asal Somalia yang bekerja di tempat itu.
Ibrahim Hober, juru bicara pusat hubungan Islam-Amerika mengatakan, “Perbedaan pendapat seputar para karyawan melakukan kewajiban agama mereka sepanjang jam-jam kerja sudah sering terjadi dalam banyak kasus. Biasanya berakhir dengan solusi damai dan kekeluargaan.” Ibrahim mengaku, dirinya belum pernah menyaksikan dari sekian perselisihan itu yang berujung pada pemecatan seperti ini. Demikian seperti yang dirilis CNN.
Perselisihan itu terjadi pertama kali pada tanggal september lalu, ketika 220 karyawan pabrik perusahaan “Swift” .keluar saat matahari tenggelam karena memprotes penolakan perusahaan untuk menjadikan jam istirahat mereka sesuai dengan jam shalat maghrib agar mereka dapat menjalan shalat dan berbuka puasa.
Hober menambahkan, shalat maghrib adalah satu-satunya shalat yang tidak mungkin diakhirkan, sebab kesempatan melaksanakannya sangat sempit sekali dari sisi waktu. Di samping, sepanjang bulan Ramadhan juga ditambah dengan waktu berbuka setelah di siang hari penuh berpuasa. Hober menegaskan, “Dengan demikian, tidak mungkin kami mengatakan kepada mereka undurlah satu jam lagi.!”
Juru bicara itu menegaskan, saat ini pengacaranya telah melakukan negosiasi untuk menengahi masalah tersebut dengan pihak manajemen dan para karyawan. Namun bila menemui jalan buntu dan tidak adanya penghormatan terhadap ajaran agama maka akan diajukan ke pengadilan. Ia berharap, hal itu mudah-mudaham tidak sampai terjadi. (Hanin Mazaya/AS)