JAKARTA (Arrahmah.com) – Pesona software bajakan tak hanya memikat perusahaan lokal. Sekaliber perusahaan asing yang ‘numpang’ beroperasi di Indonesia pun masih banyak yang menggemari software tanpa lisensi ini.
Demikian penilaian Donny A. Sheyoputra, Kepala Perwakilan Business Software Alliance (BSA) Indonesia di sela persidangan PT Kedaung Industrial di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (4/8).
“Kesadaran penggunaan software asli dari perusahaan asing masih payah, kesadaran mereka masih belum tumbuh,” keluhnya.
Padahal, lanjut Donny, di negara lain tempat mereka juga beroperasi, para perusahaan ini menggunakan software original. “Jadi, mereka meremehkan peraturan di sini (Indonesia-red.),” tegas Donny.
Status hitam Priority Watch List (PWL) dari KADIN-nya Amerika Serikat (USTR), menurutnya, sedikit banyak mempengaruhi sikap para perusahaan asing tersebut bersikap di Tanah Air.
“Mungkin mereka menganggap Indonesia sebagai negara pembajak. Padahal, mereka seharusnya bisa memberi contoh yang baik kepada perusahaan lokal,” geram Donny.
Sejumlah perusahaan asing sendiri, belum lama ini kedapatan menggunakan software bajakan dalam razia yang digelar pihak kepolisian Batam. Dalam operasi tersebut, ada dua perusahaan yang dibekuk. “Satu sudah mengaku bersalah, namun yang satunya lagi masih ngeyel,” pungkasnya. (dtk/arrahmah.com)