HEBRON (Arrahmah.id) – Perusahaan air nasional “Israel” Mekorot telah mengurangi jumlah pasokan air harian ke kota-kota di Tepi Barat, seperti Hebron dan Bethlehem, Otoritas Air Palestina (PWA) mengatakan pada Sabtu (15/7/2023).
PWA mengatakan bahwa Mekorot telah mengurangi pasokan air hingga 6.000 gelas, dan membuat warga Palestina tidak memiliki akses yang cukup ke air, terutama selama peningkatan suhu musim panas yang saat ini dialami di Tepi Barat.
Otoritas air menggambarkan langkah tersebut sebagai “tindakan rasis”.
“Tidak ada alasan teknis di balik pengurangan ini,” kata PWA.
“Tidak ada kesalahan yang terdeteksi dalam sumber pemasok, tetapi [langkah] itu datang sebagai tindakan diskriminatif yang menambah kebijakan rasis yang dipraktikkan oleh otoritas pendudukan,” lanjut otoritas tersebut, seperti dikutip oleh kantor berita resmi Wafa Palestina.
Warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza yang terkepung telah lama menderita kekurangan pasokan air dan kekeringan, karena “Israel” menguasai 80 persen cadangan air di wilayah pendudukan.
Para petani khususnya menghadapi kesulitan yang ekstrim untuk mengolah tanah mereka secara memadai di Tepi Barat karena terbatasnya pasokan air, sementara para pemukim ilegal “Israel” tidak menghadapi hambatan seperti itu.
Orang “Israel”, termasuk pemukim ilegal di Tepi Barat, mengkonsumsi rata-rata 247 liter per orang per hari – tiga kali lebih banyak daripada orang Palestina, yang mengkonsumsi rata-rata 82,4 liter per hari, menurut LSM “Israel” B’tselem.
Hanya 36 persen warga Palestina di Tepi Barat yang disuplai dengan air mengalir setiap hari, kata LSM itu dalam sebuah laporan pada Mei tahun ini.
Konsumsi air per orang Palestina rata-rata kurang dari jumlah yang direkomendasikan secara internasional, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang merekomendasikan 100 liter per hari.
Kesenjangan pasokan air untuk warga Palestina dan “Israel” hanyalah salah satu dari ketidaksetaraan yang dialami warga Palestina di tangan “Israel”, yang telah menduduki Tepi Barat dan Yerusalem Timur sejak 1967. (zarahamala/arrahmah.id)