Armnews – Jatuhnya Afganistan ke tangan Mujahidin Taliban hanya tinggal menunggu waktu saja. Demikian ungkap organisasi think-tank internasional Senlis Council. Menurut organisasi itu, saat ini, Mujahidin Taliban berada di lebih separuh wilayah Afganistan.
Kelompok milisi Islam tersebut meniru taktik Mujahidin Iraq dan menggunakan bom yang diletakkan di jalan serta semakin sering melakukan serangan Istisyhadiah (bom Syahid). Selain itu Mujahidin Taliban juga dibanjiri anggota baru yang tanpa kesulitan dapat melewati perbatasan Pakistan yang tidak dikontrol dengan baik.
Menurut organisasi Senlis, untuk menghentikan Mujahidin Taliban maka jumlah pasukan asing di Afganistan harus dilipatgandakan menjadi 80 ribu. Menurut organisasi itu tidak saja negara-negara anggota NATO yang wajib mengirim pasukannya namun juga harus ada militer dari negara-negara Muslim.
Sementara itu, tidak banyak yang dilakukan untuk pembangunan kembali Afganistan. Demikian yang terjadi di propinsi Uruzgan, markas tentara Belanda. Dalam waktu dekat kabinet Belanda akan memutuskan mengenai perpanjangan misi militer di Afganistan.
Separuh Afghanistan
Sebagaimana diketahui, selama enam tahun invasi pimpinan Amerika di Negeri itu, gerakan Mujahidin Taliban –yang dulu dikabarkan telah habis—kini mulai kembali.
Menurut beberpa catatan, hingga saat ini, Mujahidin Taliban telah kembali mengendalikan lebih dari separuh wilayah Afghanistan. Menurut Senlisn Concil, mengatakan, “Taliban sudah membuktikan diri sendiri untuk menjadi kekuatan yang bangkit kembali,” demikian kutip Norine MacDonald, peneliti Senlis Council.
Riset yang telah dikerjakan lembaga tink-tank internasional itu menunjukkan, bahwa 54 persen dari wilayah Afghanistan, kini telah dikuasai Taliban.
Secara defacto, menurut Senlis, bagian-bagian penting di wilayah Afghan telah dikuasai kembali oleh Taliban. Termasuk wilayah dan bagian infrastruktur strategis seperti; penyediaan jalan-jalan.
Senlis Council memperkirakan, Mujahidin Taliban kemungkinan akan memenuhi janjinya yang akan kembali ke Kabul tahun depan.
“Tujuan mereka yang pernah dinyatakan untuk mencapai kota tersebut dalam tahun 2008 lebih sehat dari yang pernah ada,” ujar MacDonald.
Menurut laporan itu, gaya dan taktik di Iraq, seperti menempatkan bom di pinggir jalan dan bom bunuh diri berpengaruh kuat, dan terus meningkat digunakan di Afghanistan.
Hingga hari ini, NATO sebagai bagian yang menguasai wilayah Afghanistan menempatkan lebih dari 40.000 pasukannya. Mereka adalah bagian dari International Security Assistance Force (ISAF). AS dan Inggris adalah pendukung paling besar, dengan 15.000 dan 7.700 prajurit.
Taliban merupakan kelompok pergerakan Islam yang dikenal tangguh dan terlatih. Para amggotanya dikenal sebagai ahli-ahli paling berpengaruh, termasuk Mullah Mohammed Omar, pemimpin pergerakan tersebut, yang hingga kini masih bersembunyi.
Di masa Taliban, Afghanistas pernah mencapi kestabilan ekonomi dan keamanan, sebelum kemudian datangnya pasukan asing di bawah pengaruh Amerika Serikat. Sebelum Amerika datang, anggota Taliban telah terlatih dengan perang –terutama—tatkala Uni Soviet menjajah Negeri itu tahun 1979, guna memperluar pengerahun komunis. Kini, dengan sisa-sisa kekutannya, Taliban telah kembali. Boleh jadi, jatuhnya Afghan di tangan Taliban, hanya menunggu waktu.
Pertolongan Allah sudah Dekat, wake Up Mujahidin Indonesia..! Allahu Akbar (armnews/cha)
Sumber: Hidayatullah