CHICAGO (Arrahmah.com) – Para pemimpin NATO berkumpul di Chicago untuk pertemuan puncak yang akan didominasi dengan diskusi mengenai penarikan pasukan di Afghanistan.
Presiden AS, Barack Obama membuka pertemuan di kota kelahirannya, Chicago, Minggu (20/5/2012), sehari setelah para pemimpin negara G8 menangani krisis utang Eropa.
Tujuan dari pertemuan puncak NATO adalah untuk menyepakati sikap bersama negara-negara anggota NATO untuk menarik pasukan dari Afghanistan dan menyerahkan tugas keamanan kepada pasukan Afghanistan di akhir tahun 2014.
Lebih dari 50 pemimpin NATO diharapkan menghadiri pertemuan tersebut. Termasuk presiden negara boneka Afghanistan, Hamid Karzai dan rekannya Asif Ali Zardari, presiden boneka Pakistan.
Dalam pembukaan acara tersebut, Obama mengklaim bahwa dunia berada di balik kesuksesan strategi untuk mengakhiri perang di Afghanistan tetapi memperingatkan akan ada hari yang sulit di depan.
Pertemuan ini juga menyoroti langkah-langkah yang harus diambil menuju pengambilalihan keamanan oleh pasukan afghanistan.
Sementara itu, di luar gedung pertemuan, ribuan massa anti-perang memadati jalan dan memblokade jalan menuju gedung pertemuan. Sekitar 2.500 sampai 3.000 orang berusaha menuju gedung pertemuan. Mereka terlibat bentrok dengan para polisi yang berusaha menjaga mereka untuk dapat meraih lokasi pertemuan NATO.
Presiden baru Perancis, Francois Hollande telah berjanji untuk menarik pasukan Perancis dari Afghanistan secepatnya di akhir tahun ini.
Setelah kekalahan demi kekalahan yang dialami pasukan penjajah asing di Afghanistan (AS-NATO), setelah kehancuran dan kerusakan yang disebabkan oleh invasi mereka, setelah penderitaan dan penganiayaan yang harus dihadapi oleh kaum Muslimin Afghanistan akibat kebrutalan tentara asing, kini mereka mulai sibuk mencari cara untuk dapat keluar dari Afghanistan tanpa harus menanggung rasa malu.
Mereka, negara-negara anggota NATO mengklaim akan terus mendukung pasukan Afghanistan setelah penarikan pasukan. Amerika Serikat, Jerman, Australia dan Inggris telah membuat janji untuk terus mengucurkan dana untuk membantu pasukan Afghanistan. Langkah ini dianggap jauh lebih murah ketimbang harus menempatkan pasukan di sana.(haninmazaya/arrahmah.com)