JAKARTA (Arrahmah.com) – Usai pelantikan dan menjadi Presiden, Jokowi langsung menggelar pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) John Kerry. Pertemuan ini digelar di Istana Merdeka, Jakarta, Senin malam (20/10). Presiden Jokowi dalam pertemuan itu mempersilahkan AS menamkan investasi di Indonesia.
John Kerry sendiri adalah salah satu dari beberapa perwakilan negara yang ikut menghadiri pelantikan Jokowi di Gedung MPR/DPR Senayan.
Dari berbagai sumber, didapat informasi, dalam pertemuan tersebut membahas berbagai isu. Di antaranya adalah pembahasan perubahan iklim, rencana bertemu dengan Presiden Barrack Obama di Forum APEC beberapa waktu mendatang.
Pertemuan tersebut juga mengemukakan terkait investasi dan juga infrastruktur. Namun demikian tidak banyak membicarakan hal-hal substantif dan teknis mengingat dirinya baru saja dilantik, dan belum memiliki kabinet.
Analis politik Puspol Indonesia, Ubedillah Badrun, dikutip dari Sicom menilai, apa yang dilakukan John Kerry merupakan bentuk penetrasi AS untuk mengunci pemerintahan Jokowi sejak awal pemerintahannya.
“Hal lainnya juga nampak John Kery membawa misi untuk mengetahui lebih dekat pola komunikasi diplomatik Jokowi,” ujarnya pada wartawan, Selasa (21/10).
Direktur Pusat Studi Sosial Politik itu jga menilai bahwa, Kabinet Jokowi-JK nanti akan diisi oleh 70 persen sosok-sosok yang berpaham Neoliberal. Di mana dari 34 Menteri, 16 jabatan akan dijatahkan kepada politisi dan 18 jabatan untuk sosok yang profesional.
Sementara Republika online melaporkan, Kerry meminta Jokowi berperan aktif dalam ISIS. Dia berharap Indonesia memainkan peranan penting sebagai negara Muslim terbesar di dunia.
Seorang pejabat senior AS mengatakan, Kerry menempatkan pencegahan perekrutan ekstrimis di Asia Tenggara sebagai salah satu prioritas utama.
“Ini dilakukan untuk memerangi ISIS. AS menemui negara-negara di Asia untuk berbuat lebih banyak dan meningkatkan kerja sama,” kata pejabat itu.
“Ini dilakukan demi menjaga berkembangnya ekstremis dan mencegah aliran pejuang asing dan menindak pendanaan teroris,” tambahnya.
Selain menghadiri pelantikan Jokowi, Kerry berencana mengadakan pertemuan terpisah dengan sejumlah pejabat senior dari Australia, Brunai, Malaysia, Filipina dan Singapura sebelum meninggalkan Indonesia.
Kerry juga membahas masalah virus Ebola yang berasal dari Liberia dan kini sudah menyebar di beberapa negara di Afrika Barat serta beberapa negara di luar Afrika termasuk Amerika dan Eropa. (azm/dbs/arrahmah.com)