HERAT (Arrahmah.com) – Pertempuran sengit di provinsi barat Afghanistan, Herat, berlanjut untuk hari ketiga pada Sabtu (31/7/2021) ketika Taliban melanjutkan serangan untuk merebut ibu kota provinsi itu, rumah bagi ratusan ribu orang.
Warga khawatir Taliban bisa memasuki Herat, kota terbesar ketiga di negara itu, kapan saja.
Pada Jumat, jalan menuju Bandara Internasional Khwaja Abdullah Ansari, 10,5 km (6,5 mil) dari kota, adalah lokasi pertempuran sengit antara Pasukan Keamanan Nasional Afghanistan dan Taliban.
Pertempuran tersebut mengakibatkan kematian seorang komandan militer lokal yang ditangkap oleh Taliban dan kematian seorang penjaga keamanan Afghanistan di luar kompleks PBB dekat bandara, lansir Al Jazeera.
Meskipun pasukan keamanan berhasil merebut kembali jalan bandara pada Sabtu sore, warga tetap gelisah.
Sumber di Herat mengatakan bahwa mobil yang penuh dengan wanita dan anak-anak terlihat menuju ibu kota provinsi dari wilayah Pol-e Pashto dan Pol-e Malan.
Kedua lokasi tersebut berjarak kurang dari 10 km (6,2 mil) dari kota. Sumber keamanan mengatakan Taliban berupaya menggunakan dua jembatan di daerah itu untuk melancarkan serangan dari tiga sisi.
Seorang pejabat pemerintah mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pasukan Afghanistan telah menggunakan serangan udara untuk mempertahankan Herat dan bahwa Amerika Serikat, yang bersiap untuk menarik semua pasukannya pada akhir Agustus, sedang “memperhatikan” situasi di provinsi tersebut.
Musa, seorang anggota kelompok pejuang sukarelawan lokal yang dikenal sebagai “kekuatan pemberontakan” di provinsi tersebut, mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pertempuran belum mereda pada Sabtu dan orang-orang tetap ketakutan, bahkan di kota itu.
“Taliban terus melakukan pembunuhan dan meluncurkan granat,” katanya, yang membuat orang takut untuk bergerak di sekitar kota yang dianggap sebagai salah satu pusat ekonomi dan budaya Afghanistan. Penduduk lain mengatakan beberapa pasar di kota tetap tutup, karena banyak orang terlalu takut untuk keluar.
“Situasinya sangat sulit sekarang karena teror dari ‘dalam’,” kata Musa mengacu pada klaim bahwa pendukung Taliban memberikan informasi kelompok dari dalam kota.
Pertempuran terakhir di Herat terjadi saat Taliban juga mencoba mendekat ke kota Kandahar dan Lashkar Gah di selatan.
Taliban melancarkan serangan besar-besaran di seluruh Afghanistan pada awal Mei ketika pasukan asing pimpinan AS memulai penarikan terakhir mereka.
Bagi banyak orang Afghanistan, upaya Taliban untuk menguasai beberapa kota terbesar di negara itu menyangkal klaim mereka bahwa mereka mendukung penyelesaian politik atas konflik 20 tahun itu. (haninmazaya/arrahmah.com)