Basra (armnews) – Pasukan keamanan Irak menggelar operasi militer besar-besaran melawan milisi Syiah di kota selatan, Basra. Setidaknya 9 tersangka milisi tewas, sedangkan sejumlah orang dilaporkan ditahan.
Panglima militer Irak mengatakan, operasi militer sedang dilakukan untuk membersihkan Basra, dari apa yang ia sebut sebagai ‘para preman’.
Pertempuran sengit pecah di kota Basra, Irak selatan antara pasukan keamanan Irak dan milisi Syiah, Tentara Mehdi.
Saksimata menyebut-nyebut soal kepulan asap, ledakan, tank dan artileri.
Pihak berwenang di Basra telah menerapkan larangan keluar rumah tanpa batas waktu akibat situasi keamanan di sana.
Perdana Menteri Irak Nouri Maliki berada di kota tersebut untuk mengawasi operasi, kata militer Inggris, yang mengembalikan kendali kekuasaan atas Basra kepada Irak bulan Desember.
Jurubicara militer Inggris mengatakan, operasi itu diarahkan oleh militer Irak dan pasukan Inggris, yang kini berpangkalan di bandara Basra, tidak terlibat.
Meski demikian, pesawat pasukan koalisi dilaporkan terbang di atas Basra.
Militer Irak melancarkan razia di seluruh Basra hari Selasa, sementara rute-rute masuk ke kota tersebut diblokade, kata beberapa laporan.
Penindakan
Para pejabat beberapa rumah sakit di kota Basra mengatakan, sejumlah warga yang terluka dibawa ke tempat mereka.
Milisi Tentara Mehdi memiliki basis kuat di Basra
Hari Senin, perdana menteri Irak mengatakan, pemerintah pusat telah memutuskan untuk “menegakkan kembali keamanan, stabilitas dan hukum” di kota kaya minyak tersebut.
Namun, milisi Tentara Mahdi yang memiliki kekuatan besar, dan setia kepada ulama Syiah Moqtada Sadr memperingatkan akan membalas jika anggotanya dijadikan sasaran dalam operasi penindakan.
Bulan lalu sang ulama memperbaharui gencatan senjata yang telah diterapkan oleh kelompok milisinya sejak bulan Agustus lalu.
Namun, milisi itu dilaporkan terlibat dalam perebutan wilayah pengaruh dengan milisi-milisi Syiah saingannya.
Kawanan kriminal selama ini mencoba menguasai jalur-jalur penyelundupan minyak yang sangat menguntungkan, kata para wartawan.
Ladang-ladang minyak di kawasan Basra merupakan sumber sebagian besar pemasukan Irak.
Operasi itu tampaknya bertujuan untuk memperlonggar cengkeraman kekuasan milisi-milisi dan kawanan kriminal atas kota Basra yang memiliki arti penting ekonomi bagi Irak tersebut.
Panglima Irak yang bertanggungjawab atas operasi ini Letjen Ali Ghaidan mengatakan, pasukannya telah menyita persenjataan dan bom tepi jalan.
Jurubicara milisi Mahdi menyeru anggotanya agar menahan diri, namun mengecam pemerintah Irak karena melancarkan operasi tanpa berkonsultasi dengan partai-partai politik.(bbc/bbs)