TRIPOLI (Arrahmah.com) – Pasukan oposisi di seluruh negeri tengah memerangi tentara yang loyal kepada Muammar Gaddafi dalam upaya mereka untuk menggulingkan rezimnya.
Pasukan yang setia kepada Gaddafi, pemimpin diktator negara Libya yang berkuasa lebih dari 40 tahun, telah melancarkan serangan balik terhadap tentara oposisi, mengambil kota Bin Jawad dan pindah ke pelabuhan minyak Ras Lanuf.
Saksi juga mengatakan seperti yang dilaporkan Al Jazeera bahwa Az Zawiyah, di bagian barat negara dekat ibukota Tripoli, diserang oleh pasukan pemerintah.
Terdapat pertempuran di Misurata, yang terletak antara Tripoli dan kota Sirte, dengan laporan sekurang-kurangnya 18 orang tewas.
Bagaimanapun, koresponden Al Jazeera Jacky Rowland melaporkan dari kota Brega, bahwa tentara oposisi memiliki keunggulan dalam hal jumlah, patriotisme dan antusiasme.
“Selama beberapa hari para pemberontak membuat keuntungan, tetapi semalam terlihat bahwa kekuatan pro-Gaddafi mengambil balik beberapa wilayah,” ujar koresponden Al Jazeera.
Pasukan pemerintah tampaknya telah menarik garis di tanah di jalan menuju Sirte, tambahnya. “Jika pemberontak ingin mengambil Sirte, mereka harus mempersiapkan diri untuk pertempuran sengit di sepanjang jalan.”
Di rumah sakit Brega, 42 anggota tentara oposisi mengalami luka dan sedang dirawat, sementara terdapat konfirmasi kematian sebanyak delapan orang.
“Sebagian besar dari mereka terluka karena senjata mereka sendiri,” ujarnya, menjelaskan bahwa para pemberontak memiliki sedikit latihan militer atau bahkan tidak ada.
“Orang-orang yang tidak memiliki pengalaman militer sebelumnya, mengatakan kepada tentara bahwa mereka ingin melawan dan mereka ingin bertempur dalam pasukan anti-Gaddafi,” lanjut Rowland.
Pasukan oposisi memiliki banyak senapan dan amunisi, tetapi pasukan Gaddafi memiliki jet tempur yang tida dimiliki oposisi.
Dengan helikopter tempur, jet tempur dan tank, loyalis Gaddafi telah menghantam pejuang oposisi dengan artileri, roket dan tembakan di beberapa kota, termasuk Bin Jawad, Tobruk, Ras Lanuf dan Misurata.
Abdel Basset Abu Zouriq, juru bicara oposisi mengatakan kepada Al Jazeera pada Senin (7/3/2011) bahwa Misurata masih di bawah kontrol pasukan oposisi.
“Pasukan pro Gaddafi masih di suatu tempat di luar kota, berkelompok untuk serangan mendatang,” ujarnya.
Dia mengatakan bahwa kota itu anti-Gaddafi pada umumnya dan pasukan pemerintah hanya bisa menyerang atau menginvasi kota untuk beberapa jam dan kemudian mundur.
Di basis pemberontak, Benghazi, banyak euforia dan kegembiraan bahwa kemenangan sudah dekat menjadi memudar, ujar koresponden Al Jazeera Hoda Abdel Hamid.
Beberapa khawatir bahwa loyalis Gaddafi sengaja mundur dan berada di sekitar Sirte.
“Beberapa orang mengatakan bahwa semua pemuda pergi ke barisan depan. Tidak ada yang tersisa untuk melindungi kota,” ujar Abdel Hamid. “Ada pemahaman bahwa mengusir Gaddafi tidak akan terjadi begitu mudah.”
Abu Sadr, aktivis oposisi di Benghazi mengatakan bahwa saat ini orang-orang yang berada di kota sangat santai.
“Kami tahu kami aman dari serangan di darat dan pasukan pemerintah tidak akan datang ke Benghazi kecuali serangan Angkatan Udara,” ujar Sadr.
“Dari Berga ke Ras Lanuf sangat penting, karena pasukan Gaddafi sangat dekat.”
Gaddafi sempat muncul di Green Square Tripoli pada Minggu malam, namun segera menghilang.
Massa terlihat merayakan dan meneriakkan namanya saat ia muncul, tapi tidak dijelaskan tentang mengapa televisi pemerintah tidak menampilkan cuplikan presiden. Mereka segera memotong kembali ke studio, pergi ke sebuah wawancara terpisah.
Dia juga muncul dalam wawancara untuk stasiun televisi Perancis, 24, di mana ia kembali mengulangi pernyataannya bahwa Al Qaeda bertanggung jawab atas kekacauan yang melanda negaranya.
Gaddafi mengatakan bahwa Libya adalah mitra penting bagi Barat terkait dengan Al Qaeda dan juga memainkan peranan penting dalam menjaga pendatang ilegal sub-Sahara yang berusaha mencapai Eropa. (haninmazaya/arrahmah.com)