MOGADISHU (Arrahmah.com) – Sedikitnya 14 orang tewas dan lebih dari 20 terluka ketika pertempuran sengit pecah di
Mogadishu setelah pasukan boneka Somalia melancarkan serangan fajar di rumah milik mantan pemimpin milisi sebagai bagian dari kampanye pelucutan senjata, ujar warga setempat.
Ledakan dan tembakan terdengar pada Jum’at (15/8/2014) di ibukota Somalia saat tentara boneka yang didukung oleh pasukan penjajah Uni Afrika melancarkan serangan, lansir Al Jazeera.
“Setidaknya 14 orang, kebanyakan milisi, tewas dalam pertempuran pagi ini. Pemerintah bertujuan untuk mengamankan kota,” klaim Mayor Abdullahi Farah, polisi senior Mogadishu kepada Reuters.
Pasukan boneka Somalia ingin melucuti pejuang yang setia kepada Ahmed Daaci, mantan pemimpin milisi dan mantan komisaris distrik Wadajir, Mogadishu.
Fatima Ali, ibu dari empat anak yang merupakan penduduk setempat mengatakan pertempuran membuat semua orang mencari tempat perlindungan untuk keamanan mereka.
“Kami sangat ketakutan,” ujarnya. “Kami tidak pernah mendengar hal seperti ini untuk beberapa waktu,” ujarnya kepada AP.
Kampanye pelucutan senjata
Diluncurkan pada pekan lalu, kampanye pelucutan senjata terbaru oleh pemerintah boneka Somalia merupakan upaya untuk mengurangi jumlah senjata yang bisa jatuh ke tangan Mujahidin Somalia.
Razia selama seminggu terakhir telah menjaring sekitar 500 senjata dan ratusan kotak amunisi, menurut klaim juru bicara keamanan nasional Somalia.
Small Arms Survey, sebuah proyek penelitian yang berbasis di Swiss mengatakan pemerintah dari berbagai negara di dunia dalam beberapa tahun terakhir telah diam-diam mengirimkan “puluhan ribu senjata kecil dan senjata ringan untuk berbagai kelompok bersenjata di Somalia meskipun embargo senjata diberlakukan oleh PBB”.
Warga sipil Somalia pun memiliki lebih dari 500.000 senjata, menurut perkiraan kelompok itu.
Selama awal 1990-an, sudah diluncurkan kampanye pelucutan senjata, namun hanya mencapai keberhasilan yang terbatas.
Beberapa pihak yakin kampanye adalah perburuan politik yang bertujuan untuk menyaingi saingan politik saat Somalia tengah bersiap-siap menggelar pemilihan umum yang diusulkan akan berlangsung pada 2016. (haninmazaya/arrahmah.com)