IDLIB (Arrahmah.com) – Bentrokan antara pasukan rezim Nushairiyah Suriah pimpinan Bashar Asad dan kelompok-kelompok pejuang Suriah di benteng utama oposisi telah menewaskan lebih dari 60 kombatan di kedua sisi dalam 24 jam terakhir meskipun PBB menyerukan de-eskalasi, sebuah kelompok pemantau perang mengatakan Jumat (20/12/2019).
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR) yang berpusat di Inggris mengatakan 38 Jihadi dan sekutunya telah gugur dalam pertempuran sengit dengan pasukan rezim di provinsi barat laut Idlib sejak Kamis malam.
Pertempuran di dekat kota Maaret Al-Nu’man yang dikuasai Mujahidin juga menewaskan 23 loyalis rezim Asad, lanjut laporan SOHR.
Pesawat tempur Rusia, sementara itu, menggempur daerah-daerah di sekitar Maaret Al-Nu’man dan kota terdekat Saraqib dengan serangkaian serangan udara.
Pertempuran tersebut memicu gelombang pengungsian dari daerah-daerah terdekat, kata seorang koresponden AFP di sana.
Yasser Ibrahim Al-Dandal mengatakan dia melarikan diri bersama keluarganya ke kebun zaitun di Idlib utara, di mana mereka tidur di tempat terbuka.
“Ratusan roket menghantam Maarat Al-Nu’man,” katanya kepada AFP. “Situasinya sangat buruk.”
Sebagian besar wilayah Idlib, yang merupakan rumah bagi sekitar tiga juta orang termasuk banyak pengungsi internal yang dipaksa keluar dari rumah mereka di wilayah lain Suriah, dikendalikan oleh aliansi Mujahidin Hai’ah Tahrir Syam (HTS).
Rezim Asad berulang kali bersumpah akan merebut kendali wilayah tersebut. (haninmazaya/arrahmah.com)