BENGHAZI (Arrahmah.com) – Pertempuran sengit antara kelompok Islam dengan mantan jenderal era Qaddafi telah menewaskan sedikitnya 16 orang di Benghazi pada Senin (2/6/2014), memicu kekhawatiran meletusnya perang besar.
Pejabat di dua rumah sakit di kota timur Libya, tempat lahirnya revolusi di tahun 2011 yang berhasil menggulingkan diktator Qaddafi, mengatakan sedikitnya 11 tentara dan lima warga tewas dan 26 orang terluka, lansir Middle-east Online.
Seorang komandan angkatan udara mengatakan bentrokan meletus ketika tiga kelompok pejuang Islam, termasuk Anshar al-Shariah, menyerang pangkalan pasukan elit yang mendukung jenderal Khalifa Haftar.
Foto yang diposting online memperlihatkan helikopter tempur militer menembakkan beberapa rudal di beberapa sasaran yang mereka curigai sebagai posisi Mujahidin Libya.
Pertempuran itu adalah yang paling berdarah sejak 76 orang dilaporkan tewas pada pertengahan Mei lalu ketika Haftar meluncurkan serangan yang dijuluki “Operation Dignity” yang menurut klaimnya untuk membersihkan Libya dari “teroris”.
Ini memicu kepanikan di Benghazi, kota kedua Libya di mana rumah sakit menghimbau agar masyarakat menyumbangkan darah. Sekolah ditutup, memaksa penundaan jadwal ujian akhir.
Warga meringkuk di dalam ruangan dan banyak toko-toko dan bisnis ditutup saat tembakan terdengar dan ledakan mengguncang Benghazi, ujar para saksi mata.
Mereka mengatakan bahwa beberapa keluarga terjebak di pemukiman barat Sidi Freji, kubu Anshar al-Shariah.
Mujahidin Al Qaeda Islamic Maghrib (AQIM) mendesak rakyat Libya untuk memerangi Haftar dan menyebut mantan jenderal militer ini sebagai musuh Islam. (haninmazaya/arrahmah.com)