HUDAIDAH (Arrahmah.com) – Pertempuran sengit pecah di kota pelabuhan Yaman, Hudaidah, Senin (19/11/2018) malam, menghancurkan jeda dalam kekerasan di mana harapan untuk gencatan senjata antara koalisi pimpinan Saudi dan kelompok teroris Syiah Houtsi segera tercapai.
Pesawat tempur koalisi melancarkan lebih dari 10 serangan udara pada posisi Houtsi dan pertempuran dapat terdengar di distrik 7 Juli, sekitar 4 kilometer jauhnya dari pelabuhan, ujar penduduk. Seorang penduduk mengatakan rudal jarak menengah telah ditembakkan dari pusat kota menuju distrik di pinggiran kota, lansir Daily Sabah.
Koalisi yang dipimpin oleh Arab Saudi pekan lalu memerintahkan penghentian serangannya terhadap kota pelabuhan Laut Merah yang telah lama diduduki oleh Houtsi, yang kini menjadi fokus perang, di tengah tekanan dari Barat untuk mengakhiri konflik yang telah mendorong Yaman berada di ambang kelaparan.
Kelompok teroris Houtsi yang didukung Iran mengumumkan pada Senin (19/11) bahwa mereka menghentikan serangan pesawat tanpa awak dan rudal di Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Yaman, dalam salah satu konsesi terbesarnya sejak meninggalkan kota pelabuhan Aden pada 2015.
Houtsi juga mengatakan “siap untuk gencatan senjata” yang lebih luas jika koalisi menginginkan perdamaian.
Namun beberapa saat kemudian, menteri informasi Yaman, Moammar Al-Eryani mengatakan Houtsi telah menembakkan dua rudal ke wilayah saudi, menambahkan bahwa salah satu rudal gagal mencapai target dan terjatuh di Yaman.
“Pertempuran semakin meningkat dan kami dapat dengan jelas mendengar senapan mesin dan tembakan mortir. Ini adalah salah satu malam terburuk yang kami alami,” ujar penduduk Hudaidah, Mustafa Abdo.
Ketika ditanya tentang pertempuran itu, sumber militer Yaman yang pro-koalisi mengatakan kepada Reuters Senin (19/11) malam, bahwa gencatan senjata di Hudaidah hanya akan dimulai setelah Dewan Keamanan PBB mengeluarkan mengeluarkan resolusi rancangan Inggris di Yaman. (haninmazaya/arrahmah.com)