MISRATA (Arrahmah.com) – Pertempuran berat tengah berkecamuk di Misrata. Sekitar 24 orang dilaporkan tewas dan 75 lainnya cedera kritis ketika pasukan loyalis Muammar Gaddafi berusaha untuk mengalahkan para pemberontak di kota ketiga terbesar di Libya itu, Al Jazeera melaporkan, Minggu (24/4/2011).
Wakil Menteri Luar Negeri Libya, Khaled Kaim, pada hari Minggu (24/4) mengatakan tentaranya telah menghentikan operasi militer terhadap pemberontak di Misrata, tetapi belum meninggalkan kota tersebut.
“Pasukan bersenjata belum ditarik dari Misrata Mereka memiliki telah menghentikan kegiatan operasional di sana,” kata Kaim dalam jumpa pers di ibukota.
Jika para pemberontak tidak menyerah dalam dua hari ke depan, pasukan bersenjata akan melawan mereka, lanjut Kaim.
Namun, penduduk melaporkan sebuah pertempuran berat terjadi di timur dan selatan Misrata pada hari Sabtu (24/4), dan dokter mengatakan hari itu merupakan salah satu hari paling berdarah dalam beberapa pekan.
Dokter Khalid Abu Falra di klinik utama swasta Misrata mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa jumlah korban dua kali lipat dibanding hari pertempuran biasa.
“Kami kewalahan, kewalahan Kami kekurangan segalanya: personil, peralatan, dan obat-obatan,” katanya.
Ambulan berhenti di luar rumah sakit setiap lima sampai 10 menit, yang juga membawa loyalis terluka.
“Kami tidak bisa terus ada dalam kondisi seperti ini,” kata ahli bedah Mahmud Muhamad yang tampak kelelahan. (althaf/arrahmah.com)