Deir Ezzor (Arrahmah.id) – Pertempuran antar milisi yang saling bersaing yang telah menewaskan sedikitnya 90 orang di Suriah timur berisiko memunculkan kembali ISIS di wilayah tersebut, para analis memperingatkan pada Kamis (7/9/2023).
Kekerasan dimulai sepekan lalu ketika para pejuang suku Arab memberontak melawan kelompok pimpinan Kurdi di Pasukan Demokratik Suriah Deir Ezzor pekan lalu, pemberontakan pertama sejak ISIS diusir lebih dari empat tahun lalu.
ISIS kehilangan sebidang tanah terakhir mereka di Suriah timur pada 2019, namun sel-sel yang bersembunyi di wilayah tersebut terus melakukan serangan tingkat rendah, menewaskan puluhan orang selama bertahun-tahun.
Bentrokan terbaru di Deir Ezzor “memberikan peluang bagi munculnya sel-sel ISIS yang bersarang di lembah Sungai Efrat,” kata Myles Caggins, peneliti senior di New Lines Institute, sebuah wadah pemikir di Washington.
Dipelopori oleh YPG Kurdi dan termasuk para milisi Arab, SDF memimpin perang melawan ISIS. Kelompok ini menguasai sekitar seperempat wilayah Suriah, termasuk ladang minyak yang berharga.
Namun warga Arab mengeluh karena pemerintah provinsi yang dipimpin Kurdi di Deir Ezzor melakukan diskriminasi terhadap mereka dan tidak memberikan bagian kekayaan minyak kepada mereka.
Dalam upaya untuk mengurangi ketegangan, kepala Pasukan Demokratik Suriah (SDF) pada Kamis (7/9) menawarkan untuk memenuhi tuntutan suku Arab di Suriah timur dan memperbaiki “kesalahan” yang menurutnya telah dibuat dalam mengelola wilayah tersebut.
Komandan Mazloum Abdi mengatakan dia telah bertemu dengan para pemimpin suku dan akan menghormati permintaan mereka untuk membebaskan puluhan pejuang lokal yang ditahan ketika SDF memadamkan kerusuhan. “Kami mempunyai keputusan untuk mengeluarkan amnesti umum bagi mereka yang terlibat,” katanya. “Kami sudah membebaskan setengah dari mereka yang ditangkap, dan kami akan membebaskan sisanya.”
Abdi berjanji akan mengadakan pertemuan dengan para tokoh suku Arab dan perwakilan lain dari Deir Ezzor untuk mengatasi keluhan yang sudah lama ada mulai dari pendidikan, ekonomi hingga keamanan. “Ada kesenjangan, dan ada kesalahan di lapangan,” katanya.
Abdi berjanji untuk merestrukturisasi dewan sipil yang mengatur provinsi tersebut dan Dewan Militer Deir Ezzor agar mereka lebih “mewakili seluruh suku dan komponen di Deir Ezzor.”
Dia berkata: “Kami terbuka terhadap semua kritik, kami akan mempelajari semuanya dan kami akan mengatasinya… dan hasilnya adalah kembalinya SDF dengan semua komponennya dengan cara yang lebih kuat lagi.” (zarahamala/arrahmah.id)