RAKHINE (Arrahmah.com) – Pertempuran intensif antara Tentara Pembebasan Rohingya Arakan dan pasukan Myanmar di negara bagian Rakhine utara telah mendorong lebih dari 300 penduduk desa di distrik Buthidaung melarikan diri ke tempat yang aman.
Pertempuran tersebut menyebabkan gejolak lebih lanjut di salah satu daerah yang terkena dampak tindakan kekerasan terhadap Muslim Rohingya, kata kepala desa setempat. Jumat (14/12/2018).
“Putaran terakhir pertempuran antara Tentara Arakan dan Tentara Myanmar di wilayah itu memaksa 330 warga dari desa Thabyu Chaung dan Kyautse di kota Ponnagyun Buthdaung untuk mencari keamanan di desa Thinpone Tan pada Kamis malam,” kata kepala desa Than Win, lansir RFA.
Than Win mengungkapkan, lebih dari 90 anak-anak di bawah usia 12 tahun, bergabung dengan lebih dari 40 orang lainnya dari desa Phetwon Chaung juga menyelamatkan diri dari pertempuran.
“Para penduduk desa yang terlantar telah ditempatkan di tenda-tenda sementara, dan pemerintah desa telah mengabari pejabat kota Ponnagyun bahwa mereka membutuhkan makanan dan perawatan kesehatan,” katanya.
Awal pekan ini, lebih dari 200 orang dari desa Kan Pyin Buthidaung melarikan diri ke desa Setaung ketika mereka mendengar ledakan senjata berat di dekatnya, tetapi mereka kembali ke rumah pada hari Kamis, ungkap beberapa sumber.
Penduduk desa Nwayone Taung, Uyin Thar, Chacharr Taung, Myoma Chaung, dan Pyin Chaung tidak bisa pergi ke lahan pertanian mereka karena pertempuran tersebut, lanjutnya.
Aung Thaung Shwe, seorang anggota parlemen dari Partai Nasional Arakan (ANP), mengatakan kepada RFA bahwa meskipun pertempuran telah mereda di desa-desa tersebut, namun tentara Myanmar baru-baru ini kembali lagi ke desa Uyin Thar untuk memeriksa daerah itu
Awal pekan ini, pihak berwenang Buthidaung memperpanjang jam malam di area itu hingga dua bulan berikutnya.
(ameera/arrahmah.com)