KHARTOUM (Arrahmah.id) – Bentrokan bersenjata antara Angkatan Bersenjata Sudan dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF) meningkat kemarin di wilayah selatan ibu kota negara itu, Khartoum, Anadolu Agency melaporkan.
Para saksi mata mengatakan kepada kantor berita tersebut bahwa lingkungan di selatan Khartoum menyaksikan bentrokan dengan senjata ringan dan berat kemarin pagi (25/6/2023).
Pesawat-pesawat tempur terbang di atas lingkungan Kalakla di mana penduduk mendengar suara penembakan berat dan senjata anti-pesawat, saksi mata menambahkan, mencatat bahwa jet tempur terbang secara intensif di atas wilayah Khartoum, Bahri dan Omdurman.
Pada 6 Mei, Arab Saudi dan Amerika Serikat mulai mensponsori pembicaraan antara SAF dan RSF, yang menghasilkan beberapa gencatan senjata yang berulang kali dilanggar oleh kedua belah pihak.
Sejak 15 April, Angkatan Bersenjata Sudan, yang dipimpin oleh kepala staf Abdel Fattah Al-Burhan, dan RSF, yang dipimpin oleh Mohamed Hamdan Dagalo (dikenal sebagai Hemedti) telah terlibat dalam bentrokan militer untuk memperebutkan kekuasaan. Pertempuran tersebut dilaporkan telah menewaskan lebih dari 3.000 warga sipil, puluhan ribu lainnya terluka dan membuat lebih dari 2,2 juta orang kehilangan tempat tinggal, menurut data resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Kedua belah pihak berselisih mengenai kerangka waktu untuk mengimplementasikan proposal terbaru untuk mengintegrasikan RSF ke dalam tentara nasional, sebuah klausul utama dalam perjanjian yang diharapkan untuk mengembalikan kekuasaan selama masa transisi kepada warga sipil. Pada 2021, Al-Burhan memberlakukan langkah-langkah yang menurutnya bertujuan untuk memperbaiki periode transisi yang telah dimulai setelah penggulingan Presiden Omar Al-Bashir yang digulingkan pada April 2019.
Langkah-langkahnya dipandang sebagai kudeta oleh komponen sipil dari pemerintahan transisi. (haninmazaya/arrahmah.id)