(Arrahmah.com) – Pengepungan dan serangan kian gencar diluncurkan musuh-musuh Islam terhadap kota Fallujah dan Raqqah di Suriah. Hal ini mengemukakan fakta bahwa di dua kota yang diduduki oleh kelompok Islamic State (IS), atau yang sebelumnya dikenal sebagai ISIS, itu terdapat keluarga kaum Muslimin yang harus diselamatkan dari keganasan Syiah Rafidhah, sekuler PKK, dan pasukan Atheis serta Murtad.
Saat ini ISIS memiliki ratusan Muslimah Muhajirah yang membawa anak-anak dan beban lainnya dengan peran mereka sebagai ibu dan istri. Kebanyakan mereka tidak mempunyai tempat yang aman dan tidak pula mempunyai kerabat di Suriah atau Irak jika Raqqah atau Mosul sampai mengalami penyerbuan besar-besaran.
Di tengah kekhawatiran akan nasib saudara-saudara dari kalangan Ahlussunnah dan saudari-saudari dari kalangan Muhajirin di bumi jihad Syam, Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi mengutarakan bahwa muara fakta tersebut membutuhkan sikap ISIS untuk menetapkan rencana dan alternatif strategi demi menyelamatkan keluarga dan kehormatan kaum muslimin, termasuk akhwat muhajirah.
Berikut risalah lengkap Syaikh Al-Maqdisi terkait hal tersebut, yang dipublikasikan Muawwidz Media pada Ahad (29/5/2016).
Pertanggungjawaban ISIS terhadap Keluarga dan Akhwat Muhajirah
Oleh: Syaikh Abu Muhammad Al-Maqdisi
Saya tidak ingin menakut-nakuti orang, saya juga bukan termasuk golongan orang yang suka menghancurkan moral (semangat tempur) Mujahidin, akan tetapi ketabahan selama masa penuh gejolak dan bencana harus diperhitungkan secara realistis, segala sesuatunya harus diperhitungkan dan dipersiapkan untuk menghadapi skenario terburuk. ISIS telah mengalami penarikan mundur selama berbulan-bulan, dan ini adalah fakta dan tidak akan berdebat kecuali oleh orang yang sombong. Dan saya bukan termasuk orang-orang yang suka menertawakan, menghina dan mempermalukan.
Sebaliknya saya seseorang yang sangat mengkhawatirkan keadaan yang menimpa umat Islam. Saya takut akan nasib saudara-saudara saya dari kalangan Ahlussunnah dan saudari-saudari kita dari kalangan Muhajirah Muslimin dan Muslimah (orang-orang yang bermigrasi ke ISIS) dan lain-lain.
Fakta pengepungan Fallujah dan serangan terhadap Raqqah membutuhkan sikap ISIS untuk menetapkan rencana dan alternatif strategi demi menyelamatkan keluarga dan menjaga kehormatan wanita Muslimah dari keganasan Syiah Rafidhah, Sekuler PKK, Pasukan Ateis dan murtad.
Apalagi setelah Al-Adnani mengisyaratkan dalam pidato terbarunya bahwa dia tidak peduli jika Daulahnya kembali ke padang gurun jika diperlukan. Jika demikian apa yang akan perempuan Muslim dan terutama Muhajirah lakukan dalam kasus ini?!
ISIS saat ini memiliki ratusan Muslimah Muhajirah diantaranya adalah para janda dan para Muslimah lainnya yang membawa anak-anak dan beban-beban mereka sebagai seorang ibu atau sebagai seorang istri, kebanyakan dari mereka tidak memiliki tempat aman di suku-suku mereka juga tidak memiliki kerabat di Suriah atau Irak jika Mosul atau Raqqah sampai mengalami penyerbuan besar-besaran. Sementara ISIS telah menyita dokumen dari saudari-saudari Muslimah ini dan mencegah mereka dari bepergian. Dengan kata lain, mereka tidak memiliki cara apapun untuk bisa kembali ke negara mereka jika diperlukan. Dan mereka pun tidak akan mampu melakukannya ketika perbatasan telah ditutup sementara pertempuran dan peperangan telah menyala.
Jika para akhwat Muslimah Muhajirah asal Arab dan Eropa ini jatuh ke tangan para penjahat Nusairiyah atau PKK atau kalangan murtadin, maka bahaya besar akan mengancam kehormatan dan kehidupan mereka.
Orang-orang yang tidak memperhitungkan akan munculnya situasi semacam ini dan tidak mempertimbangkan pencegahannya, maka mereka harus bertanggung jawab Akan tetapi, jangankan menangkal kejahatan dan bahaya ini, mereka justru hanya peduli tentang menangkap budak perempuan dari musuh-musuh mereka ketika mereka berada di puncak kemenangan mereka.
Ini bukan waktu untuk bermain-main tentang persoalan skandal dan menyombongkan diri tapi saya akan mengatakan:
ISIS memikul tanggung jawab di pundak-pundak mereka untuk menyelamatkan para Muslimah Muhajirah jika mereka sampai saat ini belum juga menetapkan rencana apapun untuk menyelamatkan kehormatan mereka. Hal ini harus secepatnya dilakukan dengan membuang sifat keras kepala dan menghilangkan kesombongan apapun demi memungkinkan mereka untuk pindah ke daerah yang aman seperti yang sekarang.
Atau mengembalikan dokumen mereka sehingga mereka akan dapat membuat keputusan sendiri jika perlu. Atau, sekarang juga bersegera berkoordinasi dengan Jabhat Nusra dan faksi-faksi yang serupa yang peduli kehormatan perempuan Muslimah, sehingga mereka mendapatkan lingkungan yang menerima mereka dan menyediakan rumah bagi mereka serta meringankan beban mereka ketika ISIS sibuk dengan peperangan dan berbagai urusan lainnya.
Jika ISIS tidak mengambil tindakan tegas dan secepatnya mengenai hal ini meninggalkan sikap keras kepala dan pelanggaran mereka, seperti tindakan menganggap Jabhah Nushrah sebagai faksi Murtad dan tuduhan tidak masuk akal lainnya yang bagi orang berpikiran waras tidak akan melakukan hal semacam itu di saat-saat genting dan penuh bencana seperti ini, yang bisa menjadi penyebab terjadinya pelanggaran kehormatan perempuan Muslim.
Jika ISIS masih saja seperti itu, maka mereka akan membawa tanggung jawab di hadapan Allah dan semua umat Islam untuk segala sesuatu yang akan terjadi pada saudari-saudari Muslimah kita dan terutama para Muhajirah di antara mereka.
Semoga Allah melindungi kehormatan umat Islam dan para wanita Muslimah.
Ya Allah siapa saja yang bermaksud jahat terhadap saudari-saudari Muslimah kita, maka potonglah ekornya dan jadikanlah ia sebagai contoh bagi mereka yang mengikutinya…
Dan kirimkanlah kepadanya orang-orang yang akan membongkar aibnya dan menghancurkannya.
Dan shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad dan semua anggota keluarganya dan sahabat beliau.
(banan/arrahmah.com)