JAKARTA (Arrahmah.com) – PT Pertamina (Persero) tengah bersiap menawarkan kepemilikan saham mereka di beberapa blok migas raksasa salah satunya adalah blok Rokan yang kini merupakan blok dengan produksi minyak terbesar kedua di Indonesia.
Pertamina mengatakan, angkah pelepasan saham atau sharedown ini untuk meningkatkan produksi di blok-blok tersebut, sekaligus mengukur kemampuan perusahaan dalam hal pendanaan.
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati menjelaskan, langkah ini adalah praktik wajar yang dilakukan perusahaan migas di dunia. Menurutnya, tidak ada perusahaan migas global yang tidak bermitra. Selama ini, perusahaan migas rata-rata memiliki mitra di 80% dari total blok migas yang dimilikinya. Sementara Pertamina baru bermitra untuk pengelolaan 30% blok migasnya.
“Kami akan mengundang dan membuka diri untuk partnership di blok migas kami,” ujar Nicke saat dijumpai di Konvensi IPA ke-43, Rabu (4/9/2019), lansir CNBC Indonesia.
Adapun, untuk penawarannya, kata Nicke akan dimulai akhir tahun ini. Kendati demikian, ia mengatakan, belum dapat dipastikan berapa jumlah blok migas yang akan dilepas sebagian kepemilikannya ini.
Saat ini, pihaknya masih memfinalisasi blok-blok migas yang akan ditawarkan ke perusahaan migas lain
“Sudah ada daftarnya. Jadi kami harapkan akhir tahun sudah mulai kami rilis list-nya dan mulai mengundang calon rekanan perusahaan,” kata Nicke.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu menambahkan, salah satu blok migas yang dipastikan menggandeng mitra adalah blok Rokan. Seperti yang diketahui, perusahaan memang diwajibkan untuk menggandeng mitra adalah Blok Rokan.
“Secara Kepmen, kami harus cari mitra,” tutur Dharmawan ketika dijumpai di kesempatan yang sama.
Kepmen yang dimaksud adalah Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No 1923K/10/MEM/2018 tentang persetujuan pengelolaan dan penetapan bentuk dan ketentuan-ketentuan pokok kontrak kerja sama (production sharing contract/PSC) di Blok Rokan.
Pada poin kelima Kepmen ini, dituliskan, Pertamina wajib bekerja sama dengan mitra (badan usaha atau bentuk usaha tetap) yang memiliki kemampuan di bidang hulu minyak dan gas bumi sesuai kelaziman bisnis (business to business) sebelum alih kelola pada 8 Agustus 2021.
Namun, Dharmawan menjelaskan, proses mencari mitra ini membutuhkan waktu cukup panjang. Ia mengaku, belum ada pembicaraan dengan perusahaan migas manapun terkait rencana pelepasan sebagian PI Blok Rokan ini. Ia mengklaim, banyak perusahaan migas yang berminat menjadi mitra Pertamina di blok tersebut.
Meski dilepas sebagian, Dharmawan menegaskan, Pertamina mengkaim tetap menjadi pemegang saham mayoritas.
“Kami mayoritas dan tetap sebagai operator,” tuturnya
Selain dilepas ke perusahaan migas lain, perseroan juga wajib menyerahkan PI sebanyak 10% kepada BUMD yang menjadi lokasi Blok Rokan.
(ameera/arrahmah. com)