MOSKOW (Arrahmah.id) — Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan panggilan telepon dengan Presiden sementara Suriah Ahmad asy Syaraa, lapor Reuters pada hari Rabu (12/2/2025).
Kontak hubungan ini merupakan kali pertama komunikasi langsung keduanya sejak pasukan Syaraa menggulingkan sekutu Moskow Bashar al-Assad pada bulan Desember.
Rusia diperkirakan berharap dapat mempertahankan penggunaan pangkalan angkatan laut dan udara di Suriah di bawah kepemimpinan Asy Syaraa yang mengambil alih kekuasaan setelah 13 tahun perang saudara di mana pasukan Rusia telah campur tangan atas namanya.
Kremlin menggambarkan panggilan telepon tersebut sebagai sesuatu yang konstruktif dan mengatakan Putin telah menekankan dukungan Moskow untuk persatuan, kedaulatan, dan integritas teritorial negara Suriah.
Tidak disebutkan adanya diskusi tentang nasib pangkalan militer Rusia di Suriah barat laut.
Kehilangan pangkalan angkatan laut Tartous dan pangkalan udara Hmeimim akan memberikan pukulan serius bagi kemampuan Rusia untuk memproyeksikan kekuatan di Mediterania dan Timur Tengah.
Kepresidenan Suriah mengatakan Putin telah mengundang Menteri Luar Negeri Suriah Asaad Hassan al-Shibani untuk mengunjungi Moskow.
Dikatakan bahwa Putin memberi tahu Syaraa bahwa Moskow siap mempertimbangkan kembali perjanjian yang ditandatangani antara Rusia dan Suriah di bawah Assad.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov mengunjungi Damaskus pada akhir Januari.
Seorang sumber Suriah yang mengetahui diskusi tersebut mengatakan kepada Reuters saat itu bahwa Syaraa telah meminta agar Moskow menyerahkan Assad. (hanoum/arrahmah.id)