BAGHDAD (Arrahmah.com) – Seorang tentara Amerika tewas oleh serangan roket di dekat Basra pada Minggu (22/8/2010). Kematian ini merupakan yang pertama sejak pasukan tempur AS terakhir meninggalkan Irak, Guardian melaporkan.
Pengumuman itu terjadi di tengah kekhawatiran bahwa penarikan pasukan tempur akan memungkinkan keamanan di Irak lebih buruk. Selama tiga bulan terakhir, Irak menjadi saksi serentetan pemboman dan penembakan di pusat dan utara negara itu.
Rincian insiden itu tidak diberikan. Namun, militer AS mengklaim bahwa pangkalannya di Basra yang masih dihuni sekitar 4.000 pasukan AS, telah mengalami peningkatan jumlah serangan roket dalam beberapa pekan terakhir. Dua tentara menderita luka ringan dalam serangan roket awal pekan lalu, dan roket menghantam Zona Hijau di Baghdad hampir setiap hari selama sebulan terakhir.
Sekitar 5.000 tentara AS diperkirakan akan tetap di Irak sampai tahun depan, dengan dalih untuk melakukan pelatihan pasukan keamanan Irak. Namun komandan tertinggi militer Amerika di Irak mengatakan mereka bisa kembali ke operasi tempur kapanpun jika diperlukan.
Jenderal Raymond Odierno mengatakan kepada CNN sisa pasukan bisa bergerak kembali untuk berperang jika terdapat kegagalan dari aparat keamanan Afghanistan, atau jika divisi politik memecah pasukan keamanan Irak.
Odierno menyatakan bisa memakan waktu bertahun-tahun untuk menentukan apakah invasi pimpinan negaranya sukses atau tidak.
“Irak yang kuat dan demokratis akan membawa stabilitas bagi Timur Tengah, dan jika kami melihat Irak tengah bergerak ke arah itu dalam dua, tiga, atau lima tahun dari sekarang, saya pikir kami bisa katakan operasi kami sukses,” katanya. (althaf/arrahmah.com)