BERLIN (Arrahmah.id) — Jerman mengatakan pihaknya pada Jumat (30/8/2024) mendeportasi warga Afghanistan kembali ke negara mereka. Langkah itu merupakan deportasi pertama warga Afghanistan sejak Pemerintahan Taliban atau Imarah Islam Afghanistan (IIA) kembali berkuasa pada Agustus 2021 di tengah tekanan agar Berlin menindak tegas migrasi.
“Mereka adalah warga negara Afghanistan, semuanya merupakan terpidana pelanggar hukum yang tidak memiliki hak untuk tinggal di Jerman dan telah dikeluarkan perintah deportasi terhadap mereka,” kata juru bicara pemerintah Steffen Hebestreit dalam sebuah pernyataan, dikutip dari VOA (31/8).
Majalah Der Spiegel, mengutip sumber keamanan, mengatakan bahwa sebuah penerbangan sewaan Qatar Airways menuju Kabul lepas landas dari bandara Leipzig sebelum pukul 05.00 GMT dengan membawa 28 warga Afghanistan.
Spiegel melaporkan operasi tersebut merupakan hasil dari “negosiasi rahasia” selama dua bulan di mana Qatar bertindak sebagai perantara antara Berlin dan otoritas IIA.
Hebestreit mengatakan Jerman telah “meminta dukungan para mitra regional utama untuk memfasilitasi deportasi”, tanpa memberikan perincian lebih lanjut.
Jerman menghentikan total deportasi ke Afghanistan dan menutup kedutaan besarnya di Kabul setelah pemerintahan IIA mengambil alih kekuasaan pada 2021.
Deportasi pada Jumat terjadi ketika pemerintah Jerman menghadapi seruan yang semakin besar untuk mengekang migrasi ilegal dan mengambil tindakan lebih keras terhadap para pencari suaka yang berbahaya dan pernah dihukum, menyusul serangkaian kejahatan tingkat tinggi yang dilakukan oleh para tersangka migran.
Jerman masih belum pulih dari serangan penikaman pada pekan lalu di sebuah festival jalanan di Kota Solingen di bagian barat yang menewaskan tiga orang. Serangan itu diduga dilakukan oleh seorang pria Suriah berusia 26 tahun yang memiliki hubungan dengan kelompokmilitan Islamic State (ISIS).
Pada Mei, seorang warga Afghanistan berusia 25 tahun dituduh membunuh seorang petugas polisi dalam serangan penikaman di alun-alun pasar di Kota Mannheim.
Penikaman tersebut mengejutkan Jerman dan menghidupkan kembali perdebatan tentang deportasi penjahat serius meskipun mereka berasal dari negara yang dianggap tidak aman seperti Afghanistan atau Suriah.
Menteri Dalam Negeri Nancy Faeser mengatakan pada Kamis (29/8) bahwa Jerman akan melanjutkan pengusiran ke Suriah dan Afghanistan “segera”, sebagai bagian dari paket tindakan untuk memperketat kebijakan keamanan dan suaka. (hanoum/arrahmah.id)