RIYADH (Arrahmah.id) — Untuk pertama kalinya, sebuah fashion show (peragaan busana) yang menampilkan para model menggunakan baju renang digelar di wilayah Arab Saudi pada hari Jumat (17/5/2024).
Itu menjadi langkah besar dan bersejarah di negara tersebut, yang kurang dari satu dekade lalu perempuan diharuskan mengenakan jubah abaya yang menutupi tubuh.
Fashion show di tepi kolam renang yang menampilkan karya desainer Maroko; Yasmina Qanzal, sebagian besar menampilkan setelan one-piece (busana renang satu potong) dalam nuansa merah, krem, dan biru. Sebagian besar model memperlihatkan bahunya dan beberapa bagian perutnya.
“Memang benar negara ini sangat konservatif tapi kami berusaha menampilkan pakaian renang elegan yang mewakili dunia Arab,” kata Qanzal, seperti dikutip dari South China Morning Post (19/5/2024).
“Saat kami datang ke sini, kami paham bahwa peragaan busana baju renang di Arab Saudi adalah momen bersejarah, karena ini pertama kalinya kami mengadakan acara seperti itu,” lanjut dia, seraya menambahkan bahwa merupakan “suatu kehormatan” dirinya bisa terlibat.
Fashion show tersebut berlangsung pada hari kedua Pekan Mode Laut Merah perdana di St Regis Red Sea Resort, yang terletak di lepas pantai barat Arab Saudi. Resor ini merupakan bagian dari Red Sea Global, salah satu proyek raksasa yang merupakan jantung dari program reformasi sosial dan ekonomi Visi 2030 Arab Saudi yang diawasi oleh Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Pangeran Mohammed, yang menjadi pewaris takhta pertama pada tahun 2017, telah memulai serangkaian reformasi sosial yang dramatis dalam upaya untuk melunakkan citra Arab Saudi yang keras karena secara historis memperjuangkan bentuk Islam murni yang dikenal sebagai Wahhabisme.
Perubahan-perubahan tersebut termasuk mengesampingkan polisi agama yang biasa mengusir laki-laki keluar dari mal untuk beribadah, memperkenalkan kembali bioskop dan menyelenggarakan festival musik campuran.
Hal ini terjadi bersamaan dengan meningkatnya represi yang menargetkan perbedaan pendapat, termasuk dari ulama konservatif yang mungkin memprotes tindakan tersebut.
Shouq Mohammed, seorang fashion influencer asal Suriah yang menghadiri peragaan busana pada hari Jumat, mengatakan hal ini tidak mengherankan mengingat upaya Arab Saudi untuk membuka diri terhadap dunia dan mengembangkan sektor fashion dan pariwisata.
Industri fashion pada tahun 2022 menyumbang USD12,5 miliar, atau 1,4 persen PDB nasional, dan mempekerjakan 230.000 orang, menurut laporan yang diterbitkan tahun lalu oleh Komisi Mode Saudi.
“Ini pertama kalinya ada peragaan busana baju renang di Arab Saudi, tapi kenapa tidak? Serius, kenapa tidak?” kata Mohammed.
“Itu memungkinkan dan kami memilikinya di sini.” Raphael Simacourbe, seorang influencer Prancis yang juga hadir pada hari Jumat, mengatakan tidak ada hal yang bersifat cabul di matanya, tetapi dalam konteks Saudi, hal tersebut merupakan pencapaian besar.
“Berani sekali mereka melakukan hal itu hari ini, makanya saya sangat senang bisa menjadi bagiannya,” ucapnya. (hanoum/arrahmah.id)