NEJEF (Arrahmah.com) – Untuk pertama kalinya kota berpenduduk mayoritas Syiah, Nejef, menggelar aksi demonstrasi besar-besaran menuntut lengsernya rezim Syiah Irak pada Jum’at (11/1/2013). Aksi demonstrasi digelar setelah shalat Jum’at, mengikuti aksi-aksi demonstrasi serupa di kota-kota berpenduduk mayoritas muslim sunni.
Salah seorang kepala suku di kota Nejef menyatakan bahwa penduduk kota melangsungkan demonstrasi besar-besaran anti rezim PM Nouri Al-Maliki. Lebih dari 700 ribu warga kota Nejef turun ke jalanan dalam aksi massa tersebut, usai mereka menggelar peringatan hari besar keagamaan. Mereka meneriakkan slogan-slogan yang serupa dengan slogan-slogan ratusan ribu demonstran di propinsi Anbar, yang menyerukan penghapusan Undang-undang Terorisme yang menjadi senjata rezim Syiah Irak untuk memukul oposisi.
Propinsi-propinsi mayoritas muslim Sunni pada Jum’at (11/1/20013) kembali menggelar aksi demonstrasi yang diikuti oleh ratusan ribu warga muslim. Meski menyerukan agar aksi tetap berjalan damai, para ulama dan tokoh masyarakat juga menegaskan untuk tetap melangsungkan aksi sampai seluruh tuntutan mereka dipenuhi. Tuntutan terpenting adalah pelengseran PM Syiah agen Iran Nouri Al-Maliki, pembebasan seluruh muslimin dan muslimat yang dipenjara secara zalim dan menghapuskan Undang-undang Terorisme, laporan stasiun TV Al-Arabiya.
Syaikh Sa’id Al-Lafi, juru bicara para demonstran di propinsi Anbar, dalam pernyataannya kepada harian Ash-Sharq Al-Awsath menegaskan bahwa, “Syarat-syarat pokok yang kami ajukan sejak awal aksi sampai saat ini belum dilaksanakan (oleh rezim Syiah Irak), sehingga kami tidak bisa mengatakan bahwa rezim memiliki niat baik yang diwujudkan dalam tindakan nyata, bukan dalam retorika belaka, yaitu pengalihan pengamanan Mentri Keuangan Rafa’ Al-Isawi ke propinsi Anbar dan mengembalikan kasus para wanita yang dipenjarakan ke propinsinya masing-masing.”
Selama sebulan terakhir propinsi-propinsi berpenduduk mayoritas muslim sunni menggelar aksi demonstrasi anti rezim Syiah PM Nouri Al-Maliki. Selain menuntut Al-Maliki mundur, para demonstran menuntut pembebasan lebih dari 5000 muslimah sunni yang dipenjarakan secara zalim oleh rezim Syiah Irak. (muhib almajdi/arrahmah.com)