JEDDAH (Arrahmah.id) — Untuk pertama kalinya di dunia, Arab Saudi membangun masjid menggunakan teknologi printer 3D.
Dilansir Siasat Daily (9/3/2024), masjid yang dibangun menggunakan printer 3D itu bernama Abudlaziz Abdullah Sharbatly. Masjid ini dibangun seorang wanita yang juga seorang pengusaha bernama Wajnat Abdulwahed. Nama masjid ini terinspirasi dari suaminya.
Bangunan Masjid yang dibangun di lahan seluas 5.600 meter persegi ini berlokasi di pinggiran Al-Jawhara, Jeddah. Pembangunannya menggunakan 4 mesin cetak atau printer 3D dari Cina dengan lama pengerjaan sekitar 6 bulan.
Mengutip dari Time Out Riyadh (11/3), arsitektur yang digunakan untuk Masjid Abdulaziz Abdullah Sharbatly terinspirasi dari warisan budaya arsitektur Hejaz, yang disajikan dengan cara baru.
Menurut situs destinationksa.com, arsitektur Hejaz adalah desain bangunan khas pesisir Laut Merah yang mengingatkan pada masa kejayaan Arab Saudi. Penduduk Hejaz biasa membangun rumah mereka menggunakan batu-batuan pilihan yang diambil dari endapan karang terdekat. Batuan-batuan tersebut kemudian dicetak menggunakan beberapa alat manual.
Batu-batu tersebut kemudian di tempatkan ke dalam Midameks atau tumpukan batu yang dipisahkan sejauh 1 meter dengan potongan kayu (Takaleel). Teknik ini membantu bangunan bertingkat dapat bertahan dalam waktu yang lama.
Masjid Abdulaziz Abdullah Sharbatl hanya menggunakan arsitektur Hejaz, bukan menerapkan cara pembangunannya. Dengan teknik pembangunan menggunakan printer 3D, Masjid ini dapat mengurangi limbah konstruksi sesuai dengan Visi Saudi 2030.
“Penting untuk tidak kehilangan esensi yang biasa ditemukan pada Masjid, sekaligus tetap berpegang pada nilai-nilai Piagam Perkotaan Raja Salman, detail arsitektur dalam warisan budaya arsitektur Hijazi, dan menyajikannya dalam format kontemporer,” ungkap pendiri masjid, Wajnat Abdulwahed seperti yang dikutip dari Middle East Monitor.
Bangunan dalam Masjid akan mendapatkan banyak cahaya alami yang masuk dari jendela karena banyak dindingnya yang dibuat transparan. Fasad Masjid ini berwarna putih dan memiliki 2 menara tinggi di kanan dan kiri pintu masuk.
“Konsep desain masjid ditujukan untuk menumbuhkan rasa tenang di antara jamaah melalui prinsip keramahtamahan,” jelas Wajnat Abdulwahed.
“Oleh karena itu, desain masjid dipusatkan pada lingkaran yang mudah diarahkan ke arah kiblat. Fokus pada massa bangunan dan hubungannya dengan pencahayaan alami, desain pintu masuk dan gerbang, serta fasad eksterior untuk mencerminkan identitas arsitektur,” lanjutnya.
Terdapat pula halaman terbuka yang terinspirasi oleh Hajar Ismail yang berada di samping Ka’bah, Masjidil Haram. Halaman terbuka ini juga diharapkan dapat menampung lebih banyak jamaah pada waktu salat Jumat dan tarawih di bulan Ramadhan.
Pembangunan Masjid Abdulaziz Abdullah Sharbatly merupakan bagian dari portofolio National Housing Co. dan dipamerkan di tengah pertemuan pejabat senior pemerintah dan pemimpin bisnis.
Sementara itu, Arab Saudi berhasil mengalahkan Dubai sebagai negara pertama yang membangun Masjid menggunakan teknologi printer 3D. Nama Masjid di Dubai sendiri baru akan selesai pada kuartal pertama 2025 dengan luas lahan 2.000 meter persegi. (hanoum/arrahmah.id)