TEHERAN (Arrahmah.id) — Untuk pertama kalinya sejak revolusi 1979, pemerintah Iran akhirnya mengijinkan warganya yang berjenis kelamin perempuan untuk menonton pertandingan liga lokal antara dua klub sepak bola terkemuka di Stadion Azadi di Teheran (25/8/2022).
Sekitar 500 penggemar perempuan berjalan ke stadion sepak bola ikonik di Teheran barat untuk menyaksikan tim Esteghlal melawan Mes Kerman di Liga Pro Teluk Persia.
Video yang beredar online menunjukkan para perempuan menangis dengan air mata kebahagiaan, bersujud untuk menunjukkan rasa terima kasih dan berteriak serta menyemangati tim kesayangan mereka.
“Kami senang dengan kehadiran Anda di stadion Azadi,” tulis Esteghlal dalam tweet sebelum kickoff, seperti dikutip dari AFP (26/8).
Sebagian besar perempuan mengenakan kaus dan topi biru untuk mendukung tim tuan rumah, Esteghlal, salah satu klub sepak bola tertua di negara ini. Esteghlal menang 1-0 dalam pertandingan tersebut.
Media sosial memuji “momen bersejarah” yang terjadi Kamis. Salah satu pengguna bahkan menulis pemenang sebenarnya oada pertandingan tersebut adalah para perempuan yang akhirnya berhasil sampai ke stadion.
Perempuan dilarang memasuki stadion olahraga di Iran sejak revolusi 1979.
Masalah ini telah menempatkan federasi sepak bola negara itu dan FIFA pada jalur yang bertentangan, di mana badan sepak bola dunia menuntut pencabutan larangan tersebut.
Ini juga menjadi masalah yang diperdebatkan secara luas di Iran.
Oktober lalu, federasi sepak bola Iran meminta parlemen mengadopsi undang-undang yang membatalkan larangan tersebut.
Pada bulan Januari, 2.000 wanita sempat diizinkan di dalam Stadion Azadi untuk menonton Iran bermain melawan Irak, di mana tim tuan rumah lolos ke Piala Dunia 2022.
Sebelumnya, perempuan diizinkan masuk ke dalam stadion untuk menonton final Liga Champions Asia 2019 antara Persepolis Iran dan Kashima Antlers dari Jepang.
Ini adalah pertama kalinya dalam 40 tahun bahwa perempuan dapat menonton pria bermain secara langsung.
Pada bulan Maret, kontroversi meletus setelah perempuan dilarang memasuki stadion di Mashhad dan mereka disemprot merica selama kualifikasi Piala Dunia Iran melawan Lebanon.
Ini memicu protes di seluruh negeri, mendorong pemerintah untuk memerintahkan penyelidikan.
Pertandingan Kamis, bagaimanapun, menandai pertama kalinya bahwa perempuan Iran diizinkan untuk menyaksikan pertandingan liga lokal. (hanoum/arrahmah.id)