ANKARA (Arrahmah.com) – Presiden Recep Tayyip Erdoğan mengatakan bahwa Turki akan memboikot produk-produk elektronik dari AS, sebagai tanggapan terhadap sanksi yang dijatuhkan AS terhadap atas kasus penahanan seorang pendeta evangelis Amerika.
Langkah-langkah AS telah mempercepat krisis mata uang di Turki, meskipun Lira sedikit menguat pada Selasa yaitu 6,5 setelah sehari sebelumnya anjlok di angka 7.
“Kami akan memboikot produk elektronik AS,” kata Erdogan. “Jika mereka memiliki iPhone, ada Samsung di pihak lain, dan kami memiliki Vestel kami sendiri di sini,” katanya, mengacu pada perusahaan elektronik Turki, yang sahamnya naik 5 persen.
Erdogan mengatakan bahwa Turki menjadi target perang ekonomi. Dia kembali menyerukan kepada rakyat Turki agar menjual dolar dan euro mereka untuk menopang mata uang nasional.
“Bersama dengan rakyat kami, kami akan secara tegas menentang dolar, harga forex, inflasi dan suku bunga. Kami akan melindungi kemandirian ekonomi kami dengan bersatu-padu bersama-sama,” katanya kepada anggota Partai AK-nya dalam sebuah pidato.
Amerika Serikat memberlakukan sanksi terhadap dua menteri Turki atas penahanan pendeta evangelis AS Andrew Brunson di Turki dengan tuduhan terorisme, dan pekan lalu Washington menaikkan tarif atas ekspor logam Turki.
Gedung Putih mengatakan pada hari Selasa bahwa Presiden Donald Trump merasa frustrasi karena Turki tidak membebaskan Brunson.
“Presiden sangat frustrasi atas kenyataan bahwa Pendeta Brunson belum dibebaskan serta fakta bahwa warga AS serta pejabat diplomatik lainnya juga belum dibebaskan,” ungkap Sekretaris Pers Gedung Putih, Sarah Sanders.
Seorang pejabat Gedung Putih mengatakan bahwa Amerika Serikat memperingatkan agar memberikan lebih banyak tekanan ekonomi kepada Turki jika menolak untuk membebaskan Brunson.
Tidak jelas apakah seruan Erdogan kepada rakyat Turki untuk menjual dolar akan diperhatikan secara luas, tetapi sebuah kantor berita Turki mengatakan bahwa para pengusaha di distrik Eminonu, Istanbul, telah menukar $ 100,000 dengan mata uang Lira pada hari Selasa.
Dengan meneriakkan kecaman terhadap Amerika, warga Turki membentangkan spanduk yang mengatakan “kami akan memenangkan perang ekonomi”.
Kelompok massa tersebut kemudian menuju ke sebuah cabang bank untuk menukar Dolar dengan Lira.
(ameera/arrahmah.com)