TEL AVIV (Arrahmah.id) — Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant karena hilangnya kepercayaan selama perang Gaza melawan kelompok perlawanan Palestina Hamas, pada Selasa (5/11/2024).
Keduanya sering berselisih mengenai serangan militer balasan Israel terhadap Hamas setelah kelompok militan Palestina itu menyerang Israel pada tanggal 7 Oktober tahun lalu.
“Di tengah perang, lebih dari sebelumnya, kepercayaan penuh antara perdana menteri dan menteri pertahanan sangat dibutuhkan,” kata Netanyahu dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kantornya, dikutip dari AFP (5/11).
“Meskipun pada bulan-bulan awal kampanye terdapat kepercayaan dan kerja yang sangat produktif, selama beberapa bulan terakhir kepercayaan tersebut telah terkikis,” imbuhnya tentang koleganya dari partai Likud.
Netanyahu mengatakan bahwa ia telah menunjuk Menteri Luar Negeri Israel Katz sebagai menteri pertahanan yang baru, dengan mengatakan bahwa ia “telah membuktikan kemampuan dan kontribusinya terhadap keamanan nasional”.
Gallant menanggapi pemecatannya dengan mengunggah di media sosial bahwa “keamanan negara Israel adalah dan akan selalu menjadi misi hidup saya”.
Netanyahu mengatakan bahwa ia telah berupaya untuk menjembatani perbedaan antara dirinya dan Gallant.
“Namun, perbedaan tersebut justru semakin melebar. Perpecahan ini bahkan diketahui publik dengan cara yang tidak biasa dan, lebih buruk lagi, diketahui oleh musuh-musuh kita, yang menikmatinya dan memperoleh keuntungan besar darinya,” katanya.
“Pelanggaran kepercayaan yang semakin meningkat antara Menteri Pertahanan dan saya telah diketahui publik, yang mencegah kelanjutan normal manajemen kampanye kami,” kata Netanyahu.
“Mengingat hal ini, saya telah memutuskan untuk mengakhiri masa jabatan Menteri Pertahanan. Saya telah memilih untuk menunjuk Menteri Israel Katz sebagai penggantinya.”
Israel telah memerangi Hamas di Gaza sejak serangan kelompok militan tersebut pada 7 Oktober 2023 terhadap Israel.
Serangan militer balasan Israel telah menewaskan sedikitnya 43.391 warga Palestina, sebagian besar warga sipil, menurut kementerian kesehatan wilayah tersebut, angka yang dianggap dapat diandalkan oleh PBB.
Seluruh rumah sakit di Jalur Gaza utara, Palestina, dinyatakan lumpuh total, menyusul agresi brutal Israel yang tak kunjung mereda hingga hari ini. (hanoum/arrahmah.id)