MOGADISHU (Arrahmah.com) – Mujahidin Al-Shabaab telah melakukan taktik mundur dari ibukota Somalia, Mogadishu untuk menipu para penjajah dan sekutu-sekutu mereka. Musuh yang demikian lemah, dengan percaya diri bahwa mereka telah mengambil alih Mogadishu dan mengklaim telah ‘mengamankan’ Mogadishu dari Mujahidin. Namun mereka (musuh) dikejutkan dengan serangkaian serangan tanpa henti dan tiba-tiba dari Mujahidin terhadap beberapa fasilitas besar mereka yang akibatnya menewaskan sejumlah pejabat dan pasukan dari kalangan mereka.
Berikut ini adalah terjemahan pernyataan resmi Al-Shabaab yang memberitahu bahwa pada dasarnya Mogadishu tidak ‘aman’ dari serangan Mujahidin, dan para penjajah AMISOM (Pasukan gabungan Uni Afrika untuk misi penjajahan di Somalia) telah kehilangan inisiatif dan menjadi trauma dalam perang melawan Mujahdiin dan sekutu-sekutu mereka dari Rezim Somalia sementara (TFG) telah hampir depresi dan kehilangan kepercayaan mereka terhadap mitra mereka. Mujahidin juga berulangkali menasehati kaum Muslimin di Somalia untuk menjaud dari para musuh agar tidak terkena serangan Mujahidin. Semoga pemaparan Al-Shabaab ini dapat dijadikan pelajaran bagi kelompok Jihad yang baru dan akan memulai melakukan Jihad fiisabilillah.
***
Penjajah AMISOM Telah KehilanganInisiatif Dalam Perang Mereka Melawan Mujahidin
Delapan bulan setelah taktik mereka (mujahidin) mundur dari pos pertahanan di Mogadishu, Mujahidin masih melanjutkan melakukan operasi di kota tersebut, secara bertahap mengikis kemampuan para penjajah untuk ‘mengamankan’ Mogadishu melalui bentrokan.
Sejak taktik mundur mereka (mujahidin) dari garis depan Mogadishu yang luas, Mujahidin meningkatkan serangkaian serangan yang menargetkan pangkalan-pangkalan AMISOM dan insitusi vital TFG. Menembus jauh ke dalam lembaga yang seharusnya dijamin keamanannya oleh para penjajah AMISOM, seperti Istana Kepresidenan, Teater Nasional Somalia, Kantor-kantor Kementrian, dan sebagainya. Mujahidin (dengan izin Allah) telah berulangkali menunjukkan kemampuan mereka untuk melakukan operasi-operasi di setiap bagian Mogadishu pengekangan (hambatan yang berarti –red).
Mobilitas perbaikan unit-unit Mujahidin telah meningkatkan efisiensi operasi-operasi di Mogadishu, yang memungkinkan Mujahidin untuk terus menyerang AMISOM, sehingga cara fisik dan psikologis menyiksa para penjajah Afrika itu. Mujahidin berharap untuk mencapai tujuan mereka ketika sedang berjuang, untuk menimbulkan korban minimum melalui eksploitasi kerentanan tak terhitung di dalam istitusi TFG.
Para penjajah AMISOM telah beberapa kali, berusaha untuk menangkap distrik Dayniile. Tetapi walaupun kampanye propaganda yang luas dan rentetan artileri, para penjajah masih tetap tetap bersembunyi di lubang mereka setelah Mujahidin sukses melumpuhkan kemampuan mereka untuk manuver di luar basis operasi mereka. Dan delapan bulan setelah (musuh) menduga ‘mengamankan’ ibukota, awan ‘ketidakamanan’ melanda Mogadishu yang berdiri sebagai bukti nyata atas kebodohan para penjajah.
Trauma oleh serangan-serangan tanpa henti dan ketidakmampuan mereka (musuh) untuk mengamankan operasi di Mogadishu, Para penjajah AMISOM telah pada titik kritis ini, kehilangan baik inisiatifnya maupun keinginan untuk bertahan dalam perang melawan Mujahidin. Kegiatan-kegiatan Mujahidin yang terkonsentrasi rapat dan sangat terintegrasi di Mogadishu sekarang mulai memiliki efek yang menentukan pada kekakuan pasukan (musuh). Dan dengan kepemimpinan AMISOM yang sekarang menjadi pincang, oleh ketidakpercayaan TFG dan ketidakpastian penyelesaian tujuan misi, banyak para tentara dipaksa untuk menunggu kematian mereka yang menyakitkan di tangan-tangan Mujahidin.
Harakah Al-Shabaab Al Mujahidin tetap sepenuhnya teguh dalam pengejarannya terhadap para penajajah Afrika dan para sekutu murtad mereka di Mogadishu dan akan mengambil setiap kesempatan yang tersedia dalam rangka pemenuhan tujuan-tujuannya. Sekali lagi untuk seluruh Muslim di Mogadishu dinasehati untuk menjauh dari berhubungan dengan para penjajah AMISOM. Jangan memfasilitasi kebutuhan mereka (musuh), memasok mereka dengan air atau melakukan transaksi dengan mereka karena mereka semua adalah sasaran yang sah bagi Mujahidin. Mereka akan dibunuh dimanapun mereka ditemukan karena Mogadishu tidak lagi aman dari para penjajah dan para sekutu murtad mereka.
Kantor Pers
Harakat Al-Shabaab Al Mujahidin
(7/4/2012)
***
(siraaj/arrahmah.com)