(Arrahmah.id) – Departemen Manuskrip Perpustakaan Universitas Leiden yang didirikan pada 1575, menampung berbagai manuskrip oriental yang paling berharga. Dari 30.000 manuskrip yang tersedia di sini, 6.000 berasal dari dunia Islam, menurut situs GZT.
Kurator departemen, Arnoud Vroleik, mencatat bahwa manuskrip Arab yang menjadi koleksi perpustakaan adalah sumber informasi yang kaya bagi sejarah ilmu pengetahuan, memungkinkan para ilmuwan dan masyarakat umum untuk belajar lebih banyak tentang kontribusi dunia Islam bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
“Koleksi ini melambangkan minat cendekiawan Belanda selama 450 tahun terhadap agama dan sejarah dunia Islam,” katanya.
Vroleik juga mengatakan bahwa peneliti dari berbagai negara menghubungi Perpustakaan Universitas Leiden. Di sini mereka dapat mempelajari semua manuskrip yang mereka miliki, kecuali yang paling berharga dan yang sudah rusak. Selain itu, beberapa manuskrip juga bisa diakses secara digital.
Omer Kociigit, dosen Institut Studi Timur Tengah dan Islam, telah belajar di Perpustakaan Universitas Leiden selama 7 tahun. Dia mengatakan bahwa koleksi awal diletakkan 15 tahun setelah berdirinya lembaga pendidikan ini, ketika filolog Prancis, Joseph Just Scaliger diundang ke sini. Pada tahun-tahun itu, dunia Timur dianggap sebagai simbol kekayaan dan kemewahan, dan banyak orang mencoba mengumpulkan berbagai manuskrip oriental. Pada 1613, bahasa Arab pertama kali diajarkan di Universitas Leiden.
Kociigit juga mengatakan bahwa sebagian besar koleksi terdiri dari manuskrip yang dikumpulkan di Istanbul oleh diplomat Belanda, Levinus Warner, yang tinggal di Kesultanan Utsmaniyah pada 1645-1665.
“Ketika Warner meninggal pada 1665, dia mewariskan sekitar seribu manuskrip yang dia kumpulkan ke Universitas Leiden, manuskrip-manuskrip tersebut dibawa melalui laut dari Istanbul ke Leiden,” kata ilmuwan berdarah Turki ini.
Dalam koleksi Warner, yang mencakup manuskrip paling berharga, ada satu salinan “Necklace of the Dove” karya Ibnu Hazm. Buku ini telah diterjemahkan lebih dari 30 bahasa.
Hüseyin Shen, seorang sejarawan sains mengatakan bahwa koleksi manuskrip oriental di Universitas Leiden juga mencakup teks-teks yang dibawa oleh orientalis dan matematikawan Belanda, Jacobus Golius.
“Golius sengaja mengumpulkan manuskrip ilmiah. Rene Descartes secara khusus datang ke Leiden untuk berkenalan dengan manuskrip yang dibawanya, dan tinggal di sini selama beberapa waktu,” kata Shen.
Ilmuwan kelahiran Belanda ini lebih lanjut mengatakan bahwa manuskrip-manuskrip ini dapat membantu memerangi prasangka terhadap dunia Islam yang lazim dianut orang Eropa. Misalnya, lawan bicaranya terkejut ketika dia menunjukkan kepada mereka sebuah risalah kuno tentang optik dan berkata: “Di sini Kamal ad-din al-Farisi (w. 1319) menjelaskan secara akurat untuk pertama kalinya dalam sejarah bagaimana pelangi terbentuk.”
Ilmuwan tersebut mengatakan bahwa dana telah dikumpulkan di kota Haarlem, Belanda untuk mempromosikan pencapaian ilmuwan Muslim: “Kami menggunakan printer 3D, salah satu alat yang ditemukan oleh ilmuwan Muslim dan dijelaskan oleh mereka dalam berbagai manuskrip yang disimpan di Universitas Leiden. Kami juga berusaha menyesuaikannya dengan kurikulum sekolah sehingga siswa tidak hanya menerima informasi kering dari buku teks. Kami juga dapat mencetak 3D kalender lunar mekanis Al-Biruni.” (ZarahAmala/Arrahmah.id)