ARAB SAUDI (Arrahmah.com) – Mengutip sumber Arab yang dilansir JPI pada Selasa (19/8/2014) “maka pada akhirnya, dagangan mereka [ISIS] dikembalikan kepada mereka [ISIS] juga.” Kaum tersebut berusaha untuk memecah belah kesatuan jama’ah2 jihad di setiap jabhah (front pejuang).
Orientasi mereka (ISIS) adalah untuk menghancurkan Al-Qaeda, serta memperluas kekuasaan dan pemerintahan mereka. Alibi mereka dalam misinya adalah agar mereka menjadi sebuah daulah, dimana memungkinkan mereka memiliki kekuasaan dan kekuatan.
Semenara mereka memfitnah Al-Qaeda telah melenceng setelah wafatnya As-Syaikh Usamah bin Laden (rahimahullah), dan menyalahkan As-Syaikh Aiman Adzhowahiri (hafizahullah) dan Syaikh Azzam Al- Amriki (hafizahullah) sebagai biang keroknya. Mereka mennyebarkan fitnah-fitnah tersebut dengan cara mengutus duta-dutanya menyusup ke dalam firqoh-firqoh jihad (baca: infiltrasi).
Saat melakukan infiltrasi, mereka bermajlis dengan sejumlah komandan-komandan jihad, dengan maksud mempengaruhi mereka agar meninggalkan Al-Qaeda dan berbaiat dengan daulah mereka (ISIS). Alhamdulillah, mayoritas strategi mereka tersebut GAGAL atas izin ALLAH.
Sumber Arab mengatakan, “maka lihatlah, dagangan mereka pun dikembalikan kepada mereka… perpecahan pun malah terjadi di tubuh mereka sendiri (daulah)… mereka mulai saling mengkafirkan dan membid’ahkan satu sama lain dengan syubhat-syubhat yang ada pada mereka sendiri dimana mereka berpegang teguh dgn syubhat tsb untuk mengkafirkan mayoritas mujahidin dan jama’ah2 jihad (di suriah).”
Dua kubu jama’ah Daulah
Jama’ah daulah, saat ini terbagi menjadi 2 kubu, yakni:
-
Kubu yg terkenal dengan ghuluw, dan aqidah yang melenceng. Mereka adalah pengikut Syaikh Al-Hazimi. Kelompok ini pernah dipimpin oleh seorang jahil yang bernama Al-Muta’alim Abu Ja’far Al-Hathab. Jika dia memasuki sebuah desa, dia pasti merusaknya.
-
Kelompok yang lebih ringan tingkat ghuluw dan melencengnya dari kelompok pertama. Mereka adalah pengikut Al-Bahroni Turki Al-Ban’aly.
Kelompok pertama lazim mengkafirkan ‘adzir (orang-orang yg memberikan uzur dalam takfir) dan mengkafirkan orang yang tidak mengkafirkan ‘adzir. Kabar tentang kelompok ini simpang siur, ada yang berkata bahwa pentolan mereka Al-Kahtab dan Abu Mush’ab At-Tunisi dan selain mereka ada di penjara, sebagian yang lain berkata mereka sedang diasingkan.
Mereka sedang diboikot dan dilarang mengeluarkan fatwa sampai ada keputusan dari khalifah mereka Al-Baghdady. Pengikut kelompok pertama secara terang-terangan mengkafirkan Turki Al-Ban’aly sebagian mereka menerangkan bahwa aqidah daulah adalah aqidah jahmiyyah.
Sementara, kelompok kedua tidak mengudzur dalam takfir tetapi tidak mengkafirkan ‘adzir (yg memberikan udzur dalam takfir), namun ini tetap saja termasuk ghuluw. Kelompok ini dipimpin oleh Turki Al-Ban’aly yang disokong oleh Al-Adnany dan beberapa perusahaan informasi milik daulah seperti Al-‘Ubuwwah dan Al-Ghuroba. Keduanya merupakan dewan pers terbesar milik jama’ah daulah dan paling buruk reputasinya. Sampai sekarang, Al-Ghuroba menyebarkan lebih dari sepuluh makalah yang menyelisihi Syaikh Al-Hazimy dan para pengikutnya di Bumi Syam. (adibahasan/arrahmah.com)