(Arrahmah.com) – Belum lama ini ramai diberitakan bahwa dua komandan “Jaringan Haqqani” yang terkait dengan Taliban dan Al-Qaeda telah ditangkap oleh rezim Afghanistan. Untuk memperjelas duduk perkara berita tersebut, Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) merilis pernyataan resminya.
Dalam pernyataan resminya berikut ini, Mujahidin IIA menegaskan bahwa kedua korban bukanlah termasuk pejabat IIA. Mereka adalah kerabat Syaikh Jalaluddin Haqqani, yang disebut-sebut Barat sebagai pemimpin “Jaringan Haqqani”, dan mereka hanyalah warga sipil biasa yang hendak mengunjungi saudara mereka yang belum lama bebas dari penjara Guantanamo.
IIA menuduh AS berada dibalik penangkapan kedua korban tersebut dan menganggapnya sebagai pelanggaran hukum yang dilakukan AS dan anteknya di Afghanistan, sebab mantan tahanan Guantanamo itu telah mendapat jaminan bahwa kerabat mereka akan aman saat mengunjungi mereka.
Sebelumnya, IIA menegaskan bahwa “Jaringan Haqqani” bukanlah kelompok tersendiri yang terpisah dari IIA. Demikian itu propaganda media Barat untuk membuat isu perpecahan di tubuh IIA. Berikut terjemahan rilisan IIA:
****
Anas Haqqani adalah putera bungsu dari yang terhormat Al-Haj Mawlawi Jalaluddin Haqqani dan ia adalah seorang Talibul Ilm (penuntut ilmu) dalam studi tahun terakhirnya yang tidak memiliki afiliasi dengan gerakan politik apapun saat ini. Memanfatkan hari libur studinya setelah Idul Adha, ia memulai kunjungan pertama ke luar negeri untuk bertemu para tahanan Guantanamo yang dibebaskan setelah diundang oleh keluarga Mawlawi Nabi Umari (mantan tahanan Guantanamo).
Qari Abdul Rasheed Umari, putera Muhammad Umar dan adik Mawlaqi Muhammad Nabi Umari juga melakukan kunjungan untuk bertemu saudaranya yang dibebaskan.
Ketika pulang pada 12 Oktober setelah menghabiskan waktu sekitar seminggu, mereka berdua ditangkap oleh pasukan Amerika di Bahrain di mana mereka dikirim kembali ke Qatar dan kemudian diserahkan ke Kabul melalui Uni Emirat Arab.
Perlu disebutkan bahwa perjalanan tersebut terjadi di bawah pantauan Amerika sebelum kedua pria ini diserahkan ke Kabul meskipun para tahanan Guantanamo yang dibebaskan itu diyakinkan bahwa kerabat mereka dapat mengunjungi mereka tanpa mendapat bahaya.
Klaim rezim Kabul menyatakan bahwa kedua pria tersebut adalah komandan militer Imarah Islam Afghanistan dan telah ditahan dalam sebuah operasi yang rumit di dalam negara ini adalah benar-benar palsu jauh dari realitasnya.
Imarah Islam Afghanistan menganggap ini sebagai tindakan tidak etis dan menentang segala hukum yang ditetapkan. Orang-orang tersebut bahkan bukanlah orang yang ada di daftar orang-orang yang mungkin menjadi buronan Amerika dan mereka tidak juga memegang jabatan apapun di Imarah Islam Afghanistan. Imarah Islam Afghanistan menyeru semua pihak untuk melakukan tindakan darurat dan membebaskan para korban ini secepat mungkin.
Kami tidak mengerti, atas hukum manakah Amerika mengambil tindakan ini! sementara Amerika selalu menekankan untuk terikat pada hukum internasional dan nilai-nilai kemanusiaan tetapi melakukan tindakan yang bertentangan semacam itu yang menjadi penyebab perpanjangan perang.
Bagaimana mungkin seseorang mempercayai tawaran perdamaian oleh pemerintah Kabul dan Amerika disaat faktanya mereka bertindak dengan cara tidak berprinsip dan melanggar hukum terhadap warga sipil Afghan biasa! Dari sini kita bisa mengambil kesimpulan bahwa Amerika dan pemerintah Kabul tidak terikat dengan hukum internasional apapun ketika itu sesuai dengan tujuan politik mereka dan tidak jujur dalam seruan mereka untuk perdamaian dan rekonsiliasi! Tindakan semacam itu juga akan memiliki dampak yang sangat buruk terhadap hubungan masa depan antara Amerika dan Imarah Islam Afghanistan.
Imarah Islam Afghanistan
17/10/2014
(siraaj/arrahmah.com)