(Arrahmah.com) – Mujahidin Al Qaeda Semenanjung Arab (AQAP) yang berbasis di Yaman telah mengumumkan bahwa salah seorang pemimpin mereka syahid (in syaa Allah) dalam serangan pengecut drone AS, menurut pernyataan yang dipublikasikan secara online.
Mereka mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Selasa (14/4/2015) bahwa Ibrahim al-Rubaish rahimahulah telah gugur dalam serangan pesawat tak berawak dua hari sebelumnya. Mujahidin AQP tidak mengatakan di mana serangan terjadi, lansir Al Jazeera.
Al-Rubaish dihargai 5 juta USD untuk informasi mengenai keberadaannya. Berikut adalah pernyatan resmi AQAP atas syahidnya syaikhul Mujahid Ibrahim Ar Rubaish yang kami kutip dari Muqawamah.com :
***
Pernyataan Nomor 94
Dengan nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang
Al-Qaeda di Semenanjung Arab
25 Jumadil Akhir 1436 H
“Pemberitahuan Syahidnya Syaikh Mujahid Ibrahim bin Sulaiman Ar-Rubaish”
Segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam tercurahkan atas Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Amma Ba’du:
Allah berfirman dalam Kitab-Nya yang mulia: “Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka tidak merubah (janjinya).”
(Q.S Al-Ahzab ayat 23)
Dengan hati yang legowo dengan keputusan Allah dan menyerahnya pada putusan-Nya dan keadilan-Nya, kita sampaikan pada umat kami di Timur dan Barat bumi dan terutama orang-orang kami di Al-Qassim: berita Syahidnya salah satu ksatria dari ksatria kami: seorang Mujahid, ahli ibadah, zuhud, Murabit dan penyabar, Syaikh Ibrahim bin Sulaiman Ar-Rubaish, semoga Allah merahmatinya. Setelah serangan udara salibis penuh kebencian yang menewaskan beliau bersama dengan sejumlah rekan-rekannya pada Senin malam, hari ke- dua puluh empat bulan Jumadi Ats-tsani setelah beliau menghabiskan hampir dua dekade hidup sebagai Mujahid di jalan Allah memerangi Amerika dan antek-anteknya. Dimulai dari Afghanistan di mana beliau berjuang bersama dengan Mujahidin melawan kampanye Salibis. Beliau adalah salah satu pahlawan Tora Bora. Dalam perjalanan Jihadnya beliau menempuh berbagai bahaya dan teror sampai Allah mengujinya dengan penjara di Guantanamo yang mana beliau tinggal di dalamnya selama beberapa tahun; itu adalah tahap persiapan dan istirahat seorang Mujahid. Kemudian setelah Allah membebaskannya, tidak butuh waktu lama sebelum beliau bergabung dengan kafilah Mujahidin di Semenanjung Arab di mana keberadaan beliau di antara mereka menjadi contoh yang baik dan istimewa. Beliau berjihad dengan tangannya, berperang dengan senjatanya dan bertempur dengan berkah Allah. Beliau menolak untuk di tempatkan di posisi lain selain dari garis pertama pertempuran dalam memerangi musuh-musuh Allah, memimpin brigade para pemuda – yang membuat semangat dari para pemuda meningkat hingga ke level semangatnya, membuat mereka mengecilkan keberanian mereka dibandingkan dengan keberaniannya- dan menjadi contoh yang sangat baik dalam keberanian dan keteguhan hati saat maju menyongsong mati Syahid.
Selain operasi militer lapangan beliau – semoga Allah merahmatinya- juga menjadi pendakwah, murabbi, penasehat, pemimpin dan pengajar; Dan beliau telah sampai pada kedudukan ulama’ jujur yang telah Allah anugerahkan padanya ilmu pengetahuan dan dia adalah orang yang memenuhi kepercayaan itu dan tidak tunduk pada tekanan atau kekuatan rezim. Takutnya pada Allah membuatnya menolak untuk berada di antara orang-orang yang menyembunyikan ilmu pengetahuan dan menyesatkan orang untuk kepentingan partai, kelompok atau organisasi. Beliau, dengan nasihat dan perbaikannya merupakan pilar di antara pilar Jihad di Semenanjung Arab yang digunakan untuk mencegah jalur Jihad dari menyimpang ke ekstremisme (ghuluw) atau kelalaian (irja’). Beliau telah membuat peta dan rencana bijaksana bagi generasi yang akan datang sesudah beliau, dan seperti inilah seharusnya ulama itu bersikap dan ini adalah nilai riil sebuah ilmu pengetahuan dan ulama.
Syaikh Ibrahim Ar-Rubaish – semoga Allah merahmatinya- telah mengajarkan kami bagaimana berhijrah di jalan Allah yang benar, bagaimana berjihad yang benar, bagaimana berdakwah yang benar, dan apakah peran seorang Ahli ilmu, bagaimana membentuk ulang dan membangun dengan benar, bagaimana menyatakan kebenaran dan vokal dalam memberikan nasihat. Jadi di jalan ini biarkanlah para ahli ilmu yang berjalan agar jejaknya dapat diikuti oleh orang banyak.
Inilah darahnya yang masih berteriak dan menjerit kepada Ahli ilmu (ulama’) dan para dai’ seraya menyerukan untuk datang ke medan pengorbanan dan Jihad; datanglah ke bidang pendidikan dan dakwah; datanglah ke tempat tanaman berbuah (Jihad), datanglah ke tempat di mana bangunan tersebut diangkat dan di mana menara agama ditinggikan. Datanglah agar kalian mengamalkan ilmu pengetahuan dan agar menjadi contoh untuk umat kalian.
Wahai Mujahidin yang tulus di Timur dan Barat; inilah salah satu simbol di antara simbol kalian dan salah satu Syaikh di antara Syaikh kalian yang telah pergi menghadap Allah pada hari ini setelah melalui jalan panjang di mana ia tidak berubah atau melenceng sedikitpun dan dia tidak pernah surut. Dia tidak tertipu oleh kesenangan dan perhiasan dunia ini dan juga fitnah yang penuh tipuan tidak membuatnya condong. Ia pergi menghadap Allah untuk memberikan motivasi pada kalian agar memiliki lebih banyak keberanian dalam pertempuran ini dan menegaskan bahwa kebenaran dakwah kita adalah dengan syahidnya pemimpin kita dan bahwa tempat sejati bagi seorang yang memiliki ilmu adalah berada di garis depan. Dan sebagaimana yang selalu disabdakan oleh Pemimpin kita dan Rasulullah – SAW- untuk meringankan kesulitan: “Aku ingin bertempur di jalan Allah kemudian terbunuh, kemudian bertempur kembali dan terbunuh, kemudian bertempur lagi dan terbunuh pula” (Sahih Muslim).
Wahai Mujahidin, jika Agama itu harus dikalahkan atau berakhir karena kematian seorang pria, maka ia pasti akan kalah dan berakhir pada hari di mana Rasulullah (SAW), anggota keluarganya dan para sahabatnya wafat. Jika hal itu terkait dengan seseorang, maka Agama itu pasti telah berakhir sejak munculnya Islam. Tetapi ia adalah Agama Allah dan urusan Allah, Dialah yang menjamin perlindungan terhadapnya. Jadi janganlah merasa lemah dan janganlah merasa sedih, dan kalianlah yang lebih unggul, jadikanlah Syi’ar (slogan) kalian firman Allah: “Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang yang sabar. Tidak ada doa mereka selain ucapan: “Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir.” (Ali Imran 146 -147).
Ya Allah terimalah Syaikh Ibrahim Ar-Rubaish dan rekan-rekannya di jajaran para Syuhada, Ya Allah angkatlah kedudukan mereka dan liputilah mereka dengan keluasan rahmat-Mu, Ya Allah berikanlah kami dan umat Islam pengganti yang lebih baik dari mereka, karena sesungguhnya Kau mampu atas hal itu.
Dan segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam
Al-Qaeda di Semenanjung Arab
25 Jumadi Al-Akhir 1436 H – 14 April 2015 M
diterjemahkan Oleh: Muqawamah.com
(samirmusa/arrahmah.com)