(Arrahmah.com) – Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg pada Selasa (1/12/2015) menyatakan bahwa NATO akan mempertahankan 12.000 pasukannya di Afghanistan hingga akhir 2016 dengan dalih memerangi “teroris,” sebagaimana dilansir AFP.
Keputusan NATO ini mengundang kecaman dari Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA). Juru bicara IIA mengatakan dalam pernyataan resminya bahwa keputusan NATO tersebut hanya akan menambah kesulitan rakyat Afghan dan memperluas ketidakamanan. Berikut pernyataan resmi juru bicara IIA Zabihullah Mujahid yang dipublikasikan Voice of Jihad pada Rabu (2/12).
*****
Negara-negara anggota NATO sekali lagi memperjelas rencana jahat mereka terkait Afghanistan dan menyatakan bahwa tentara mereka akan tetap berada di Afghanistan hingga akhir tahun 2016, akan melanjutkan pendanaan yang dibebankan terhadap pemerintahan Kabul dan akan melakukan apa yang disebut “proyek sipil” dengan tujuan menipu rakyat Afghan.
Imarah Islam mengecam dengan keras keputusan ini oleh NATO. Memperpanjang penjajahan Afghanistan dan menjaga api dalam perang ini tetap menyala tidak hanya menarik rakyat Afghan ke dalam kesulitan yang lebih tetapi juga hal ini menciptakan ketidakamanan di wilayah yang lebih luas, membuang-buang kesempatan dan lebih jauh lagi menurunkan reputasi NATO itu sendiri.Sama seperti ratusan ribu tentara penjajah dari negara-negara anggota NATO dan milyaran dolar gagal untuk mewujudkan keinginan dan tujuan bangsa Afghan oleh karena itu beberapa ribu tentara yang terbatas untuk membentengi basis-basis akan juga gagal dalam mencapai tujuan-tujuan kolonial NATO.Sejarah telah membuktikan bahwa bangsa Afghan yang gagah berani bukanlah bangsa yang pengecut bahkan mereka akan melanjutkan Jihad sakral mereka hingga pengusiran penjajah yang tersisa dan akan memanfaatkan hak hukum mereka dan segala cara yang mereka miliki untuk kemerdekaan negara mereka di bawah kepemimpinan Imarah Islam [Afghanistan].Juru bicara Imarah Islam AfghanistanZabihullah Mujahid(siraaj/arrahmah.com)