LIBYA (Arrahmah.com) – Pada Ahad (19/10/2014), Jamaah Ansharus Syariah Libya merilis pernyataan terkait kejahatan yang telah dilakukan pasukan Haftar dan shahawat Libya. Dalam pernyataan yang berjudul “Peringatan dan Belasungkawa” ini, Jamaah Ansharus Syariah menyampaikan belasungkawa atas syahidnya seorang saudara yang gagah berani yaitu Ali Al Karshini Taqabbalahullah dalam serangan sekelompok penjahat dari pasukan shahawat.
Selain itu, Jamaah Ansharus Syariah juga menyampaikan peringatan kepada para tentara thagut dan antek-anteknya yang melakukan pembunuhan keji melebihi kekejian para pembesar jahiliyah dahulu kala dengan dalih melawan “terorisme”.
Mereka menegaskan bahwa bila mereka harus melakukan serangan balasan maka itu ialah kewajiban syariat demi membela saudara, keluarga, dan kaum muslimin serta membalaskan darah mereka yang tertumpah. Berikut pernyataan lengkap Jamaah Ansharus Syariah Libya yang telah diterjemahkan oleh tim Muqawamah Media tersebut.
بسم الله الرحمن الرحيم
Kami ingin menyampaikan kabar duka kepada saudara-sudara kami dan para mujahidin di Libya, bahwa seorang saudara kita yang gagah berani yaitu Ali Al Karshini Taqabbalahullah telah syahid, beliau dibunuh dalam keadaan sedang melindungi kehormatan dan keluarganya dari serangan sekelompok penjahat dari pasukan shahawat di pemukiman Al Majuri dan pasukan Brigade Ash Shaiqah 21.
Pahlawan yang menghabiskan umurnya untuk berjuang dan berjihad ini dikenal sebagai seorang yang pemberani, selalu terdepan di medan tempur, dan selalu menyayangi dan bersikap lemah lembut terhadap saudara-saudaranya. Sebelumnya beliau pernah dipenjara oleh Qadzafi di Penjara Busalim, kemudian beliau dibunuh dengan cara yang curang, mereka mengira bahwa dengan melakukan itu, maka cahaya kebenaran akan padam dan pelita Anshar Syariah akan mati. Sekali-kali tidaklah demikian, bahkan perbuatan-perbuatan semacam ini hanya akan menjadikan kami bertambah keras dan teguh, karena Allah adalah pelindung dan penolong kami, sedangkan kalian tidak memliki pelindung.
Wahai tentara thaghut beserta agen-agennya, apakah perbuatan ini dapat dikategorikan sebagai bagian dari perang melawan terorisme yang selalu kalian gembar-gemborkan?! Apakah kebiasaan pria, apabila kalian mengaku pria, adalah menyerang sebuah rumah, membunuh seluruh penghuninya kemudian membakar rumah tersebut?! Kalau dahulu para pembesar jahiliyah pada masa-masa awal melakukan hal yang serupa namun masih menghormati kesakralan dari sebuah rumah dan para penghuninya, maka kalian telah melebihi kekufuran dan kesesatan orang-orang jahiliyah pada masa awal-awal tersebut, kalian juga melepaskan pakaian rasa malu dan kejantanan kalian. Perbuatan seperti ini bukanlah kebiasaan masyarakat kita sebagaimana kami yang tidak berani melakukannya terhadap keluarga para tentara thaghut Haftar yang memerangi kami, karena berperang dengan motif silsilah keturunan dan kekeluargaan bukanlah bagian dari ajaran agama kami dan manhaj kami.
Dan orang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain, inilah kenyataan kami dan sejarah perjalanan kami. Jadi kami tidak pernah mulai menyerang, bahkan kami dan keluarga kami lah yang pertama kali diserang. Dan herannya kami mendapati bahwa kami dituduh sebagai khawarij dan takfiri, kami juga dituduh ingin menumpahkan darah kaum muslimin, lalu apa komentar mereka terhadap orang-orang yang membunuhi siapa saja yang memiliki hubungan dengan para mujahidin, serta membakar rumahnya.
Dimanakah para media pelacur dan Organisasi Masyarakat Madani yang selalu menangisi orang-orang yang terbunuh kemudian memanfaatkannya untuk tujuan politik mereka, serta untuk menuduh para mujahidin tanpa bukti dan penjelasan? Sementara ketika yang terbunuh adalah para lansia, para pelajar dan para mujahidin atau keluarga mereka, tidak ada yang mengutuk pembunuhannya kecuali sedikit. Kami tidak menginginkan penjelasan dan kutukan kalian, namun dengan menyampaikan perkataan ini, kami hanya ingin agar semua orang tahu bahwa mereka menerapkan standar ganda dan tidak menginginkan apapun kecuali menyebarkan kekufuran, sekulerisme dan kefasikan di negeri ini, serta memecah tatanan sosial dan kesukuan yang ada di wilayah ini setelah mereka mengalami kerugian dalam berperang. Dan dengan izin Allah semua itu tidak akan terjadi selama di tengah-tengah kita masih ada orang yang berjuang.
Kami ulangi sekali lagi apa yang telah kami katakan sebelumnya, sekali-kali jangan sampai ada orang yang mengutuk kami ketika kami melakukan serangan balasan demi saudara-saudara kami dan keluarga kami, karena membela kaum muslimin dan membalaskan darah mereka yang tertumpah adalah kewajiban syariat. Sekali lagi kami sampaikan kepada keluarga para penjahat tersebut serta para pemuka mereka, cegahlah putra-putra kalian, supaya jangan sampai ada darah yang bercampur dan supaya jangan sampai perbuatan pengecut semacam ini terjadi lagi, kalau tidak maka pembalasannya akan sakit dan pedih, nantinya jangan sampai ada salah seorang dari mereka bertanya kepada kami, karena kami telah memperingatkan berulang kali.
Dan orang-orang yang zalim itu kelak akan mengetahui ke tempat mana mereka akan kembali.
19 Oktober 2014
(banan/arrahmah.com)