Muslim Inggris lagi-lagi dilanda kontroversi. Kali ini akibat pernyataan Jack Straw, mantan menteri luar negeri Inggris yang kini menjadi ketua Majelis Perwakilan Rendah (House of Common).
Straw meminta agar para Muslimah yang mengenakan cadar, membuka cadarnya saat datang ke kantor daerah pemilihannya untuk meminta bantuan. Ia mengatakan, esensi dari sebuah pertemuan adalah-tidak seperti surat atau telepon-bahwa anda bisa melihat-dalam arti harfiah-apa yang dimaksud oleh orang lain, bukan mendengarkan apa yang mereka katakan.
Straw menyampaikan hal itu dalam kolomnya yang dimuat secara berkala di Lancashire Evening Telegraph.
“Saya tentu saja membela hak setiap perempuan untuk mengenakan hijab. Saya bermaksud mengatakan bahwa saya pikir, biarbagaimanapun sebuah percakapan lebih bernilai jika perempuan yang bersangkutan memperlihatkan wajahnya,” ujar Straw seraya mengatakan bahwa menutup muka tidak melanggar hukum apapun.
Straw berasal dari daerah pemilihan Balckburn yang memiliki 22 persen etnis minoritas dari seluruh populasi di wilayah itu. Ia mengklaim kaum perempuan di wilayahnya tidak mengalami persoalan yang berarti.
Meski demikian, pernyataan Straw dalam kolomnya itu menuai komentar keras dari para pemuka Islam di Inggris.
“Saya terkejut dan cemas atas komentar-komentarnya,”Kata Nasrullah Anwar, juru bicara Dewan Masjid di Inggris pada Sky News.
Menurutnya, Straw dengan posisinya sekarang seharusnya lebih sensitif dan lebih memahami, dan mungkin memberikan masukan yang lebih baik tentang seperti apa komunikasi yang dia harapkan dan bisa dia diterima.
“Ini mengherankan, orang yang sangat senior dan berpengalaman seperti Jack Straw tidak menyadari bahwa tugas dari seorang wakil terpilih adalah untuk mewakili kepentingan konstituennya, bukan melakukan diskriminasi berdasarkan agama,” kata Massoud Shadjareh, ketua Islamic Human Rights Commision.
Halima Hussain dari Muslim Public Affairs Committee bahkan mempertanyakan kapasitas Straw memberikan komentar negatif terhadap simbol keagamaan yang tidak dianutnya.
“Poinnya adalah, kaum perempuan telah memilih mengenakan hijab dan itu adalah keputusan mereka sendiri. Tidak ada perempuan yang tertindas. Saya pikir dia tidak benar sudah mengatakan ini semua,” tegas Hussain.
Ketua Dewan Masjid Lancashire Hamid Kureshi menilai Straw sudah mengecilkan arti sebuah hal yang sangat penting. Pada BBC Radio Five kureshi mengatakan, siapa saja boleh melepas hijabnya, tapi kebanyakan Muslimah tidak menginginkannya. (ln/iol)
sumber: eramuslim.com