AFGHANISTAN (Arrahmah.com) – Sebanyak 700 tahanan Muslim yang berada di penjara Sarpoza, provinsi Kandahar, Afghanistan melakukan aksi mogok makan sebagai protes dari kekejaman pemerintahan Kandahar dan penghinaan terhadap Al Qur’an oleh penjaga penjara dan dua tahanan yang ditembak para penjaga penjara.
Berikut adalah terjemahan pernyataan Imarah Islam Afghanistan terkait perlakuan tidak manusiawi terhadap para tahanan.
***
Telah beberapa hari sejak 700 tahanan di penjara Sarpoza Kandahar telah melakukan mogok makan untuk memprotes tindakan kriminal dan pelayanan keji dari para pejabat pemerintahan Kabul dan terutama penghinaan terhadap Kitab suci Al-Qur’an oleh para petugas penjara yang kejam.
Kini telah berada pada masa yang para tahanan tidak mendapatkan asupan makanan apapun dan tidak ada sejauh ini yang menanyakan atau mendengarkan tuntutan mereka.
Berdasarkan informasi yang diperoleh, 18 tahanan sejauh ini telah masuk dalam keadaan koma karena kelaparan ekstrim dan para tahanan yang terluka oleh tembakan para penjaga penjara dua hari sebelumnya belum juga mendapatkan perawatan. Sementara itu beberapa tahanan yang tak berdaya dan tak bersalah telah dibawa oleh departemen intelijen ke lokasi yang dirahasiakan dimana yang paling mungkin menghadapi penyiksaan.
Ada bukti dokumen internasional yang kuat terhadap praktek pemerintahan Kabul atas penyiksaan di penjara-penjara mereka terutama di Kandahar yang dipelopori oleh Abdur Razziq, kepala polisi Kandahar dan kelompoknya. Orang-orang sadis dan anggota mantan rezim Komunis ini merasa puas dari menyiksa manusia di lingkungan penjara berdasarkan yang masyarakat internasional telah informasikan berkali-kali.
Imarah Islam Afghanistan sekali lagi mengecam keras perlakukan buruk para tahanan oleh pemerintahan Kabul dan menganggap perilaku tidak manusiawi semacam itu sebagai perbuatan tercela lain dari rezim kaki tangan.
Praktek biadab seperti itu selalu dilakukan terhadap para tahanan yang tak berdaya. Rakyat bangsa kami awalnya dikurung di sel yang gelap dimana mereka disiksa, menentang semua norma-norma Islam dan internasional serta budaya Afghan. Pengakuan paksa diambil dan terus menerus disiksa, sebuah contoh “baik” dari terjadi saat ini di penjara Kandahar.
Berdasarkan para informan kami, situasi yang digambarkan di Kandahar tersebut hari ini masih berlangsung dan para pejabat boneka di Kandahar tidak juga mengunjungi sendiri penjara itu juga tidak memberikan izin kepada Palang Merah, pemerhati Hak Asasi atau media untuk mengunjungi dan mendengarkan tuntutan para tahanan.
Tindakan-tindakan ini sepenuhnya layak dicela dan Imarah Islam menyeru kepada seluruh organisasi Hak Asasi Manusia internasional, Palang Merah Internasional dan para pengadu Hak Asasi Manusia untuk pertama-tama mengecam tindakan ini terhadap para tahanan dan kemudian meminta keterangan dan melihat situasi para tahanan Afghan sendiri dan kemudian memenuhi tanggungjawab mereka.
Imarah Islam juga secara luas mengucapkan pesan belasungkawa dan kesabaran untuk keluarga para tahanan yang tertindas dan meminta para tahanan untuk dengan ikhlas memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk menghancurkan para musuh biadab ini dan membebaskan negara kita dari belenggu tersebut. Mereka harus menghadapkan wajah mereka kepada Tuhan mereka bahkan dalam keadaan yang lebih buruk dan berdo’a untuk keselamatan seluruh bangsa dan untuk kebebasan negara kita dari cengkeraman penjajah dan boneka-boneka jahat mereka.
Imarah Islam Afghansitan
(siraaj/arrahmah.com)