AFGHANISTAN (Arrahmah.com) – Realitas telah jelas bahwa pergerakan Islam Taliban bangkit untuk mendirikan sistem Islam di Afghanistan, mencabut ketidakadilan, memberantas narkotika, memiliki pasukan bersenjata, mampu memberantas korupsi, memperkuat keamanan dan mempersatukan kesatuan bangsa, semua itu berkat pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan didukung dengan pengorbanan rakyat Afghanistan.Berdirinya sistem Islam di berbagai provinsi dan ibukota dalam waktu yang sangat singkat. Hampir sepenuhnya menghilangkan tahun-tahun perselisihan dan perpecahan di Afghanistan dan telah membawa 95% dari negara itu yang dikendalikan pemerintah pusat. Imarah Islam Afghanistan telah sering mencoba untuk memecahkan masalah dengan opsi pembicaraan atau musyawarah (baik dikalangan mujahidin ataupun dengan rakyat Afghan).
Namun persoalan yang sedang berlangsung di Afghanistan yang telah berlangsung sejak sepuluh tahun lalu adalah antara dua elemen dasar yaitu, di satu sisi yakni Imarah Islam Afghanistan dan di sisi lain adalah penjajah Amerika Serikat dan antek-anteknya.
Pendirian Imarah Islam Afghanistan sendiri dimulai untuk mengakhiri invasi Aghanistan dan untuk mendirikan pemerintah Islam dengan keyakinan yang tidak membahayakan siapapun.
Melalui realisasi dan pemahaman, Imarah Islam Afghanistan telah berulang kali dan kembali membuat sikap yang tegas kepada seluruh bangsa bahwa negara-negara sekutu yang berada dibawah kepemimpinan Amerika tidak akan pernah mampu menundukkan rakyat Afghanistan untuk mewujudkan tujuan mereka!
Imarah Islam Afghanistan berada dalam posisi yang kuat, disamping adanya dukungan kekuatan dalam negeri yang siap untuk mendirikan sebuah jabatan politik diluar negeri untuk menjadi jembatan pemahaman dengan negara-negara lain, dan dalam rangka ini, Imarah Islam Afghanistan telah mencapai kesepakatan awal dengan Qatar dan pihak-pihak terkait lainnya. Imarah Islam Afghanistan telah meminta untuk membebaskan para tahanan di penjara Guantanamo untuk syarat pertukaran.
Namun, terkait laporan dari berbagai media dan pejabat-pejabat Barat tentang negosiasi mujahidin dengan pihak NATO untuk “menghentikan perang” tidak terjadi pada kenyataannya dan ditolak keras oleh Imarah Islam Afghanistan.
(saif/haninmazaya/arrahmah.com)