Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih,
Suatu hari, perdana menteri Inggris, Gordon Brown, muncul tiba-tiba di Kandahar selatan dalam sebuah konferensi pers. Dia mengatakan kepada para wartawan saat itu, bahwa Inggris mendukung strategi baru Amerika karena strategi itu ditujukan untuk melemahkan Taliban. Menurutnya, perlawanan di Afghanistan menurun dalam kurun waktu 18 bulan berikutnya dan pemerintahan Kabul akan mengambil alih tanggung jawab atas keamanan di negara ini.
Bersama Karzai, pimpinan rezim boneka di Kabul yang berdiri di sampingnya, Brown berpendapat tentang impian dan antek Karzai selalu mengiyakan hal tersebut. Namun, keduanya tanpa malu-malu mengabaikan fakta bahwa mereka telah dan sedang berperang habis-habisan, menggunakan berbagai macam siasat, taktik dan kebrutalan selama delapan tahun ini, namun usaha mati-matian itu tidak pernah memberikan keberhasilan apa-apa di tangan mereka. Sekarang, taktik, strategi, dan sifat kebinatangan apalagi yang dapat mereka gunakan selama 18 bulan mendatang yang akan memberi mereka kemenangan?
Seseorang mungkin bertanya: Tuan Brown, anda tidak akan mampu mendatangkan stabilitas hanya dengan berkonsentrasi pada satu provinsi (Helmand) dari 31 provinsi Afghanistan selama beberapa tahun terakhir meskipun anda menggunakan semua kekuatan ekonomi dan politik? Apakah anda sudah merasa mampu melemahkan dan memperlambat gelombang jihad dan patriotisme di Helmand? Apakah Inggris selama bertahun-tahun ini merasa telah mampu menggunakan teknologi terbaru dan kehadiran militer yang berjumlah sepuluh ribu tentara untuk memastikan kontrol penuh atas Afghanistan?
Apakah Inggris telah merancang kebodohannya yang bernilai 80 juta untuk melatih dan membiarkan tentaranya hidup di tanah Helmand – tanah yang patriotik dan penuh dengan orang-orang yang terhormat?
Beberapa bulan yang lalu, sembilan ribuan tentara Inggris, bergabung dengan tentara Amerika dan pasukan Afghanistan dengan jumlah yang sama, harus menyaksikan hasil pahit operasi militer mereka yng bernama Operasi Pedang dan Cakar Harimau. Mereka menggunakan semua kemampuan militer mereka di hampir setengah wilayah provinsi Helmand. Namun hasilnya di luar dugaan. Mereka harus menyediakan ribuan peti mati bagi pasukan mereka. Mereka tidak punya prestasi kecuali itu.
Dan saat ini, setelah sibuk melaksanakan akal bulus iblis yang adan gunakan di masa lalu, taktik apa lagi yang masih tersisa untuk Brown bicarakan? Mengharapkan bahwa pihaknya akan mampu mencapai kemenangan yang meyakinkan dalam 18 bulan mendatang?
Kami yakin, bahwa kebijakan, strategi dan peta perjalanan para penyerang itu tidak dapat diterima sama sekali oleh rakyat Afghanistan dan masyarakat dunia. Dengan mengumumkan strategi baru itu, para penguasa negara-negara penjajah ingin menaruh pengaruh dengan kekacauan dan aib mereka. Beberapa kali mereka mengumumkan strategi baru; beberapa kali mereka berjanji untuk menghapus kecacatan dalam pemerintah; beberapa kali mereka memberi kabar baik di Afghanistan dengan mengadakan konferensi pers di London, Paris, Jerman dan tempat-tempat lain.
Demikian pula, para politisi yang licik dan tidak berperasaan ini melakukan inspeksi mendadak melalu perjalanan politis ke Afghanistan. Tujuan di balik semua usaha dan aktivitas diplomatis ini adalah untuk menunjukkan kepada dunia bahwa mereka masih terfokus pada Afghanistan.
Tapi Brown harus memahami bahwa selama delapan tahun terakhir, rakyat Afghan telah menguji semua strategi, slogan dan simpati dari Barat dan Amerika. Beberapa hari lalu, puluhan warga sipil tewas akibat pemboman membabi buta pesawat Amerika di provinsi Laghman. Menurut laporan lain, brutal Amerika telah melepaskan anjing-anjing terlatih mereka untuk menggigit orang-orang saat mereka melakuka penggerebekan ke rumah-rumah di Khost, Paktika, Maidan Wardak, Ghazni dan Kandahar. Kemudian, yang paling menyedihkan, rakyat Afghan dibunuhi oleh penjajah itu dengan dipotong lehernya. Belum kering dalam ingatan Afghanistan mengenai peristiwa yang mengerikan ini, dan gambaran inilah yang memperlihatkan betapa ironisnya ‘kepedulian’ dan ‘simpati’ Amerika terhadap rakyat Afghanistan. Dan pastinya, rakyat Afghan pun tahu bagaimana menanggapi semua itu.
Imarah Islam Afghanistan
30 Dzulhijjah 1430 H, 17 Desember 2009
(althaf/tum/arrahmah.com)