Dengan menyebut nama Allah, Yang Maha Pemurah dan Maha Pengasih
Pembatalan pemilihan putaran kedua sekali lagi menggambarkan fakta bahwa keputusan tentang Afghanistan dibuat di Washington, tapi diumumkan di Kabul. Dua minggu lalu, mereka menuduh presiden boneka Hamid Karzai melakukan banyak kecurangan. Mereka mengatakan suara yang diperoleh Karzai palsu dan tidak dapat diterima.
Tapi sekarang mereka menyatakan Karzailah pemenang berdasarkan suara penipuan yang sama. Masih ada lagi, mereka segera mengirimkan pesan ucapan selamat dari Washington dan London. Apakah ia dinyatakan sebagai pemenang berdasarkan suara asli dari rakyat Afghan, yang pada fakta, tidak tersedia atau apakah itu hasil dari transaksi ‘di balik pintu tertutup’? Kunjungan pejabat tinggi AS dari Washington, London dan Paris adalah bukti yang nyata mengenai transaksi tersebut.
Sungguh disayangkan bahwa kolonialisme Barat telah menghabiskan dana lebih dari 500 juta dolar untuk (pengeluaran) pemilu dan telah menewaskan puluhan rakyat Afghanistan dengan dalih untuk menjaga keamanan pemilu tapi akhirnya, setelah mendapatkan komitmen baru (dari Karzai), Amerika senang karena telah berhasil kembali menempatkan seseorang yang berjanji untuk melayani kesenangan Amerika.
Perkembangan ini telah membuktikan kebenaran tegaknya Imarah Islam Afghanistan, yang selalu menyatakan bahwa pemilihan umum diadakan dengan tujuan melemparkan debu ke mata rakyat; keputusan yang sebenarnya dibuat di Washington. Yang terpenting, selama empat bulan yang telah berlalu Imarah Islam Afghanistan memiliki peran penting dalam berbagai peristiwa di negeri ini.
Di satu sisi, mayoritas rakyat Afghan menghindari partisipasi dalam pemungutan suara atas seruan Imarah Islam, dan di sisi lain mujahidin yang heroik telah berhasil menggagalkan sepenuhnya proses pemilihan. Para musuh, dari darat dan udara gagal mencegah mujahidin melakukan serangan bahkan mereka yang tidak aman di jantung kota Kabul, di wisma tamu UNAMA.
Masyarakat dunia sudah tahu rencana ekspansi kolonialis Barat dengan dalih terorisme tetapi sekarang mereka melihat esensi dari demokrasi Barat dan pemilu yang demokratis. Setelah semua kejadian, bagaimana para penguasa Gedung Putih berani-beraninya membenarkan kehadiran militer mereka di Afghanistan dan melegitimasi rezim pengganti mereka. Sekarang, ketika semua seruan untuk melancarkan ‘perang melawan teror’ telah terbukti didasarkan pada kebohongan dan slogan-slogan demokrasi yang terbukti hanya menjadi moto yang kosong dan tolol, yang dihasilkan para pelaku PBB untuk membuktikan legalitas dari pemerintahan boneka.
Imarah Islam menyeru kepada siapapun untuk menggagalkan semua konspirasi kolonialisme seperti yang mereka lakukan menggagalkan melodrama pemilihan dan bersatu untuk mewujudkan kemerdekaan negara dan membentuk pemerintahan Islam yang sesungguhnya.
Kita hanya mampu keluar dari perangkap kolonialisme ketika kita menjadi pemilik sebenarnya atas rumah kita sendiri, ketika kekuatan pengambilan keputusan berasal dari kita sendiri, tidak bersama-sama dengan orang asing, dimana keputusan yang kita ambil adalah keputusan yang didasarkan pada Islam, Afghanistan dan kemandirian.
Para mujahidin dari Imarah Islam Afghanistan tidak akan pernah berhenti membongkar segala konspirasi musuh dengan bantuan Allah Yang Maha Kuasa dan akan melanjutkan serangan di setiap bagian dari negara sesuai dengan rencana sebelumnya.
Imarah Islam Afghanistan
16 Dzulkaidah 1430 H, 4 November 2009
(althaf/tum/arrahmah.com)