(Arrahmah.com) – Syaikh Athiyatullah telah syahid (insya Allah) pada tanggal 23 Ramadhan 1432 H, bulan yang penuh berkah, lantaran bombardir pesawat mata-mata salibis. Beliau akhirnya menuju Ar Rafiq Al A’la bersama anaknya, ‘Isham. Semoga Allah merahmati keduanya dengan rahmat yang luas. Tanzhim Al-Qaeda melalui amirnya, syaikh Dr. Ayman al-Zhawahiri, secara resmi telah mengumumkan kepada seluruh mujahidin dan kaum muslimin di seluruh dunia berita kesyahidan seorang ulama, pendidik, dan komandan penting Al-Qaeda, syaikh Athiyatullah al-Libi di bumi jihad Afghanistan.
Ulama yang mulia dan komandan yang hebat tersebut memiliki nama asli Abu Abdirrahman Jamal bin Ibrahim al-Misrati, namun lebih terkenal dengan nama sebutan Syaikh Athiyatullah. Fajr Center Media mempublikasikan pernyataan resmi dukacita AQAP atas pembunuhan Syaikh Athiyatullah rahimahullah, berikut terjemahannya:
***
Bissmillahirrahmanirrahim
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang berjihad di antaramu, dan belum nyata orang-orang yang sabar.” (Ali Imran: 142)
Segala puji hanya bagi Allah Tuhan semesta alam, dan semoga sholawat serta salam senantiasa terlimpah kepada Nabi dan Rasulul kita Muhammad, kealurganya, dan para sahabatnya
Dan kemudian:
Dengan hati ridho akan ketetapan Allah, meyakini janjiNya, mujahidin di Semenanjung Arab (AQAP) menyampaikan belasungkawa kepada ummat muslim pada umumnya dan kepada terkhusus kepada para mujahidin di medan jihad Khurasan atas kematian seorang Syaikh pendidik, ulama dan pemersatu para Muhajir, Abu Abdul Rahman Athiyatullah Jamaal Al-Misraati semoga Allah merahmati beliau dan mengangkat derajat beliau ke tingkat syahid, karena Syaikh rahimahullah terbunuh oleh salibis Amerika setelah perjalanan panjang hijrah dan jihad fisabilillah melawan pasukan salib dan para tiran murtad yang sombong.
Perjalanan beliau dimulai dengan bergabungnya beliau dengan mujahidin di Islamic Maghreb (AQIM), melawan para tiran Libya, Qaddafi dan kemudian beliau melanjutkan pengorbanan sehingga berpartisipasi di beberapa front (jihad) yang berbeda sampai Allah memuliakannya dengan berperang melawan Amerika di medan jihad Khurasan, dan dengan perjalanan jihad dan pengorbanan beliau, beliau berusaha keras untuk memenuhi panggilan Allah dan petunjukNya, karena beliau adalah seorang imam untuk kebenaran, mempersatukan, dan tidak memecah belah, dan berusaha menjadi lebih dekat dan untuk membuat barisan dan menggabungkan usaha-usaha, maka Rahmat Allah adalah luas.
Dan hal terbesar yang menghibur ummat ini atas tragedi kematian (kesyahidan) beliau bahwa Syaikh rahimahullah telah wafat ketika beliau teguh dalam ketaatan –kami menganggapnya demikian- dan kematian beliau hanya akan memotivasi saudara-saudara mujahidin setelah beliau wafat untuk melanjutkan jihad fisabilillah dan memberikan semua yang mereka mampu untuk menegakkan kembali hukum Allah di muka bumi dan mengembalikan hak-hak yang dicuri dari ummat ini.
“dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya.”
(Yusuf:21)
Oraganisasi al-Qaeda Semenanjung Arab
22 Safar 1433
(siraaj/arrahmah.com)