DAMASKUS (Arrahmah.com)-Presiden Suriah Bashar al-Assad, dalam sebuah pernyataannya, Jumat (6/12/2013), mengatakan bahwa perjuangan Nelson Mandela untuk kebebasan dan keadilan memberikan pelajaran bagi para tiran di dunia, sebagaimana dirilis oleh Washington Post.
Pernyataan tersebut disambut dengan cemoohan dari aktivis oposisi dan komentator, dimana al-Assad telah dua setengah tahun menjadikan Suriah sebagai ladang pembantaian dan perang saudara yang yang tidak tahu kapan akan berakhir.
“Sejarah perjuangannya (Nelson Mandela) telah menjadi inspirasi bagi semua orang yang rentan di dunia, dengan harapan bahwa penindas dan agresor akan mempelajari pelajaran yang pada akhirnya merekalah yang yang merugi,” kata Assad dalam pernyataan, yang diposting di halaman Facebook resmi kepresidenan Suriah.
“Mandela akan terus menjadi “simbol kesabaran, ketahanan dan pembebasan” setelah kematiannya,” katanya menambahkan.
Mandela, jika orang menyebut namanya, orang akan teringat tentang sosok sederhana yang memperjuangkan perdamaian dunia. Sedangkan al-Assad, jika namanya disebut, orang akan teringat tentang sosok yang tangannya haus darah.
Jika Mandela di catat oleh sejarah dengan tinta emas, maka al-Assad akan dicatat oleh sejarah dengan tinta darah.
Jika Mandela adalah simbol kesabaran, ketahanan, dan pembebasan, maka al-Assad adalah simbol ketidaksabaran, ketidakamanan, dan penindasan.
Siapakah sebenarnya yang tiran dan patut mengambil pelajaran dari Mandela? (ameera/arrahmah.com)